Internasional

Catat Rekor Covid-19, Tetangga RI Minta Warga WFH (Lagi)

Thea Fathanah Arbar, CNBC Indonesia
01 August 2022 19:49
Kasus infeksi Covid-19 di Australia kembali melonjak, dengan ratusan ribu orang dilaporkan terinfeksi virus tersebut tiap minggunya. Otoritas kini telah meminta pengusaha untuk mengizinkan para pekerja kembali bekerja dari rumah (WFH) dan menggunakan masker untuk menekan angka penularan. (Getty Images/Lisa Maree Williams)
Foto: Kasus infeksi Covid-19 di Australia kembali melonjak, dengan ratusan ribu orang dilaporkan terinfeksi virus tersebut tiap minggunya. Otoritas kini telah meminta pengusaha untuk mengizinkan para pekerja kembali bekerja dari rumah (WFH) dan menggunakan masker untuk menekan angka penularan. (Getty Images/Lisa Maree Williams)

Jakarta, CNBC Indonesia - Wabah Covid-19 kembali melonjak di Australia. Hal ini memicu perdebatan apakah perusahaan harus kembali mendorong staf untuk bekerja dari rumah (work from home/WFH) atau bekerja seperti biasa.

Kasus rawat inap mencapai tingkat rekor pada Selasa, 26 Juli lalu. Otomatis hal ini membuat otoritas kesehatan dan para ahli mendesak pengusaha untuk mengizinkan staf kembali WFH.

Kepala petugas medis negara itu, Paul Kelly, memperingatkan pada 19 Juli bahwa Australia berada pada awal gelombang ini. Ia juga mengatakan staf harus berbicara dengan perusahaan masing-masing tentang melakukan WFH kembali.

"Jika mungkin bagi Anda untuk bekerja dari rumah selama beberapa minggu ke depan, itu akan membuat perbedaan besar," kata Kelly kepada Channel Seven, dilansir Straits Times, Senin (1/8/2022).

Beberapa perusahaan terbesar di Australia telah mengikuti nasihat ini. Telstra, perusahaan telekomunikasi terbesar di Australia, mengatakan sangat mendorong staf untuk bekerja dari rumah jika mereka bisa.

Westpac, salah satu bank terbesar di negara itu, mengatakan telah menaikkan peringkat Covid-19 menjadi kuning, yang berarti bahwa karyawan yang dapat bekerja dari rumah tidak diharuskan berada di kantor.

"Ini adalah tindakan sementara dan karyawan masih dipersilakan untuk datang ke kantor jika mereka mau," kata seorang juru bicara.

Tetapi beberapa perusahaan menolak mengizinkan staf bekerja dari jarak jauh, terutama setelah akhirnya beralih kembali ke pengaturan kantor normal dalam beberapa bulan terakhir.

Jennifer Westacott, kepala eksekutif Dewan Bisnis Australia, mengatakan pihak berwenang harus menghindari mandat WFH akibat gelombang Covid-19. Menurutnya langkah seperti itu akan merusak ekonomi.

"Dengan salah satu tingkat vaksinasi tertinggi di dunia, apa pun yang kami lakukan, kami tidak dapat mundur ke Delta atau pengaturan awal Omicron, yang akan menghambat pemulihan dan melumpuhkan bisnis kecil kami," katanya kepada The Sydney Morning Herald, merujuk pada varian Covid-19.

Australia sedang berjuang melawan wabah Covid-19 yang memburuk yang menjadikannya salah satu negara dengan tingkat kasus dan kematian per kapita tertinggi di dunia. Ada 5.571 pasien Covid-19 di rumah sakit Selasa lalu dan ini mencatat rekor pandemi.

Kini Australia mencatat total 9.440.677 kasus infeksi dan 11.895 kematian akibat Covid-19, menurut data Worldometers.


(tfa/luc)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Bukan Singapura! Covid Tetangga RI Meledak, Warga Diminta WFH

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular