Covid Negara Tetangga Meledak Tak Terkendali, RI Lampu Kuning

Tim Redaksi, CNBC Indonesia
22 July 2022 11:30
Kasus infeksi Covid-19 di Australia kembali melonjak, dengan ratusan ribu orang dilaporkan terinfeksi virus tersebut tiap minggunya. Otoritas kini telah meminta pengusaha untuk mengizinkan para pekerja kembali bekerja dari rumah (WFH) dan menggunakan masker untuk menekan angka penularan. (Getty Images/Lisa Maree Williams)
Foto: Kasus infeksi Covid-19 di Australia kembali melonjak, dengan ratusan ribu orang dilaporkan terinfeksi virus tersebut tiap minggunya. Otoritas kini telah meminta pengusaha untuk mengizinkan para pekerja kembali bekerja dari rumah (WFH) dan menggunakan masker untuk menekan angka penularan. (Getty Images/Lisa Maree Williams)

Jakarta, CNBC Indonesia - Kasus infeksi Covid-19 di Australia kembali melonjak, dengan ratusan ribu orang dilaporkan terinfeksi virus tersebut tiap minggunya. Otoritas kini telah meminta pengusaha untuk mengizinkan para pekerja kembali bekerja dari rumah (WFH) dan menggunakan masker untuk menekan angka penularan.

Menteri Kesehatan Australia, Mark Butler, membenarkan jika gelombang kasus Covid-19 akibat Omicron kembali naik. Ini bersamaan dengan lonjakan kasus influenza yang menekan sistem rumah sakit negara tersebut.

"Hingga hari ini, ada lebih dari 5.200 warga Australia di rumah sakit karena Covid... Kami melihat ratusan dan ratusan ribu orang Australia terinfeksi setiap minggu dalam gelombang ini," kata Butler, seperti dikutip Jumat (22/7/2022)

Butler mengatakan rawat inap juga hampir pasti meningkat. Meski saat ini ada lebih sedikit orang dalam perawatan intensif dibandingkan dengan gelombang Januari lalu.

"Pemerintah kami berkomitmen untuk melakukan segala kemungkinan untuk membuat Australia melewati musim dingin ini dengan aman dan sehat," kata Butler.

Kepala Petugas Medis Paul Kelly juga menyerukan gerakan WFH kembali dan mempertimbangkan penggunaan masker selama gelombang Omicron musim dingin. Ia mengatakan varian Omicron baru, BA.5, adalah ancaman signifikan.

"Kami berada di awal gelombang ini, bukan akhir," kata Kelly dalam sebuah pernyataan. "Kami tidak dapat menghentikan gelombang infeksi ini, tetapi kami dapat memperlambat penyebaran dan melindungi mereka yang rentan... Kami telah melakukan ini sebelumnya dan kami dapat melakukannya lagi."

Kelly mengatakan gelombang kali ini lebih menular dibandingkan varian sebelumnya. Dampak gelombang Covid-19 ini diperparah dengan meningkatnya kasus flu di Australia.

"Ini jauh lebih menular daripada varian sebelumnya... Ini juga sangat bagus untuk menghindari kekebalan, apakah itu dari infeksi sebelumnya, jadi, Anda bisa terinfeksi ulang dengan varian khusus ini," katanya.

"Situasi yang kita hadapi hari ini dibandingkan dengan Januari adalah bahwa rumah sakit juga bergulat dengan flu ... Berbagai penyakit pernapasan lainnya dan lonjakan aktivitas rumah sakit yang biasa kita lihat selama musim dingin."

Selain WFH dan penggunaan masker kembali, Butler mendesak warga Australia yang memenuhi syarat untuk melakukan booster vaksin. Dia mengatakan 550.000 warga Australia telah menerima dosis keempat alias booster kedua mereka selama tujuh hari terakhir.

Sementara itu, kasus konfirmasi harian Covid-19 di Indonesia terus melesat. Berdasarkan data Satuan Tugas Penanganan Covid-19, ada tambahan kasus hingga 5.410 kasus. Angka ini memang lebih rendah, namun dalam beberapa hari terakhir kasus terus meningkat.

Meskipun kasus terus meningkat, namun pemerintah belum ada tanda-tanda akan memperketat aturan. Bahkan, pemerintah masih memberlakukan PPKM level 1 untuk wilayah Jabodetabek yang dalam beberapa minggu terakhir menyumbang kasus tertinggi.


(cha/cha)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Kasus Covid-19 RI Melandai, Ada Tambahan 1.831 Hari Ini

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular