
Muncul yang Lebih Seram dari Covid, Tokoh Agama Turun Tangan!

Jakarta, CNBC Indonesia - Banyak orang yang mengira kalau Covid-19 menjadi ancaman yang paling mengerikan bagi umat manusia. Namun ternyata masih ada ancaman yang lebih ngeri dari Covid-19 yang sudah banyak menewaskan banyak orang di seluruh dunia.
Adalah perubahan iklim yang diyakini lebih mengerikan dari pandemi Covid-19. Beberapa tokoh umat Kristiani dunia menyerukan kepada masyarakat dunia untuk bersatu dan bersiap menghadapi ancaman tersebut. Seruan itu disampaikan melalui sebuah deklarasi bersama.
Deklarasi yang dimotori pemimpin gereja Katolik Roma, Paus Fransiskus, pemimpin spiritual gereja Ortodoks, Patriark Ekumenis Bartholomew, dan uskup agung Anglikan, Justin Welby itu menyebutkan bahwa masyarakat dunia harus mulai mendengarkan tangisan Bumi dan orang-orang miskin.
"Ini adalah momen kritis. Masa depan anak-anak kita dan masa depan rumah kita bersama bergantung padanya," ujar deklarasi bersama tersebut.
Mereka juga meminta agar seluruh masyarakat mulai peduli dengan kondisi dan situasi dunia saat ini dengan lebih bertanggung jawab atas kegiatan yang mereka lakukan. Untuk itu, ketiga tokoh Kristiani ini memohon agar masyarakat mau berkorban demi masa depan dunia.
"Dunia sudah menyaksikan konsekuensi dari penolakan kita untuk melindungi dan melestarikan. Sekarang, pada saat ini, kita memiliki kesempatan untuk bertobat, berbalik dalam tekad, menuju ke arah yang berlawanan. Kita harus mengejar kemurahan hati dan keadilan dalam cara kita hidup, bekerja dan menggunakan uang, bukan keuntungan egois," tambah mereka.
Sebelumnya, gema perubahan iklim sudah mulai disampaikan oleh beberapa tokoh dunia. Yang terbaru, Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden menyebut bahwa dunia saat ini sedang dalam kondisi yang sangat parah. Ini disampaikan kepada para korban Badai Ida di New York.
"Kita harus mendengarkan para ilmuwan dan ekonom dan pakar keamanan nasional. Mereka semua memberi tahu kita ini kode merah," katanya.
Seruan ini pun semakin kuat dengan adanya bukti pada akhir Juli 2021 lalu, di mana sebanyak 14 ribu ilmuwan dunia menyebut bahwa Bumi saat ini mendekati titik kritis iklim yang sangat mengkhawatirkan.
Mengutip Al Jazeera, para peneliti itu menandatangani sebuah inisiatif yang menyebut bahwa negara-negara secara konsisten gagal mengatasi eksploitasi berlebihan terhadap Bumi, dimana mereka menggambarkannya sebagai akar penyebab krisis.
Kondisi perubahan iklim akibat polusi global sendiri memang bukan isapan jempol belaka. Sebuah laporan dari Panel Antar pemerintah tentang Perubahan Iklim (IPCC) menemukan bahwa dunia mungkin memanas hingga 1,5°C pada awal 2030-an. Kenaikan ini disebut sangat mengancam negara-negara kepulauan di Samudera Pasifik, termasuk Indonesia.
Selain itu, para peneliti ekologi dunia menyebut bahwa ada beberapa indikator perubahan iklim yang telah menembus batasan normal. Indikator tersebut yakni jumlah es yang mencair di kutub, kenaikan suhu permukaan laut, dan deforestasi.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati pun menyadari munculnya ancaman serius yang saat ini mengintai dunia. Bahkan, persoalan perubahan iklim sudah mulai dirasakan oleh masyarakat Indonesia.
"Perubahan iklim ini sudah terjadi di dunia, bahkan di Indonesia," kata Sri Mulyani beberapa waktu lalu.
Efek gas rumah kaca alami peningkatan 4% per tahun sejak 2010, sehingga membuat bumi semakin panas. Terbukti temperatur di Indonesia sudah meningkat 0,03% celcius. Daratan juga semakin terkikis akibat peningkatan permukaan air laut dan mengancam 65% masyarakat Indonesia..
"Tenggelamnya daratan karena naiknya air laut sebenarnya dengan kecepatan sekitar 1cm hingga 1,2cm per tahun. Itu sangat terpengaruh dari banyak orang yang tinggal di sana. Jadi bagi kami, menyampaikan perubahan iklim sangat penting," paparnya.
(cha/cha)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Ada Ancaman 'Ngeri' Selain Covid, Tokoh Agama Turun Tangan!
