Internasional

Dear Xi Jinping, Ada Kabar Gak Enak Lagi buat Ekonomi China

Thea Fathanah Arbar, CNBC Indonesia
21 July 2022 20:32
People walk past a large video screen outside a shopping mall showing Chinese President Xi Jinping speaking during an event to commemorate the 100th anniversary of China's Communist Party at Tiananmen Square in Beijing, Thursday, July 1, 2021. China's ruling Communist Party is marking the 100th anniversary of its founding with speeches and grand displays intended to showcase economic progress and social stability to justify its iron grip on political power. (AP Photo/Andy Wong)
Foto: Orang-orang berjalan melewati layar video besar di luar pusat perbelanjaan yang memperlihatkan Presiden China Xi Jinping berbicara dalam sebuah acara untuk memperingati 100 tahun Partai Komunis China di Lapangan Tiananmen di Beijing, Kamis, 1 Juli 2021. (AP/Andy Wong)

Jakarta, CNBC Indonesia - Bank Pembangunan Asia (ADB) telah memangkas perkiraan pertumbuhannya untuk China. Ini akibat program nol-Covid dan penguncian (lockdown) ketat yang dapat memberi lebih banyak tekanan pada sektor real estat negara tersebut.

Pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) untuk ekonomi terbesar kedua di dunia itu diperkirakan sebesar 4% pada 2022. Itu turun dari perkiraan sebelumnya sebesar 5%.

"Kepatuhan China yang berkelanjutan terhadap strategi nol-Covid dalam menanggapi wabah baru pada awal 2022 telah memicu penerapan kembali penguncian yang ketat," kata ADB dalam sebuah laporan yang diterbitkan Kamis (21/7/2022), melansir CNBC International.

"Dengan banyak ekonomi di kawasan yang semakin memilih untuk hidup dengan virus dan pembukaan kembali, kegiatan ekonomi terus berkembang pada paruh pertama tahun 2022 , dengan pengecualian dari China," tambah bank tersebut.

Selain pelemahan konsumsi rumah tangga yang disebabkan oleh penguncian, beban lebih lanjut pada ekonomi China adalah pasar perumahan belum stabil. Permintaan rumah tangga telah terpukul oleh wabah Covid-19 belum lama ini dan telah memberikan tekanan lebih lanjut pada pasar properti.

"Rata-rata harga rumah baru di 70 kota besar turun 0,8% YoY pada Mei 2022, meskipun ada penurunan suku bunga hipotek untuk pembeli rumah pertama dan pemotongan 15 bps pada suku bunga pinjaman 5 tahun pada Mei," kata laporan itu.

Pada Jumat lalu, China melaporkan pertumbuhan PDB hanya 0,4% pada kuartal kedua dari tahun lalu, meleset dari ekspektasi karena ekonomi yang terkena dampak dari kontrol Covid. Pada kuartal kedua 2022, China sempat menghadapi wabah Covid terparah sejak puncak pandemi pada awal 2020.



[Gambas:Video CNBC]
Next Article Ekonomi China Masih 'Meriang Disko'

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular