
Kasus Covid Tetangga RI Meledak, Angka Kematian Cetak Rekor

Jakarta, CNBC Indonesia - Australia baru-baru ini mencatat rekor kematian Covid-19 dengan 89 kematian per Kamis (21/7/2022) dan Rabu (20/7) di 90 kematian yang merupakan jumlah tertinggi sepanjang tahun. Angka pasien Covid-19 yang dirawat di rumah sakit juga nyaris mencetak rekor.
Dikutip dari Channel News Asia, kenaikan kasus signifikan terjadi akibat varian BA.4 dan BA.5. Kedua subvarian Omicron tersebut bisa menghindari perlindungan kekebalan pasca vaksinasi atau infeksi Covid-19 sebelumnya.
Menteri Kesehatan Australia, Mark Butler, membenarkan jika gelombang kasus Covid-19 akibat Omicron kembali naik. Ini bersamaan dengan lonjakan kasus influenza yang menekan sistem rumah sakit negara tersebut.
"Hingga hari ini, ada lebih dari 5.200 warga Australia di rumah sakit karena Covid. Kami melihat ratusan dan ratusan ribu orang Australia terinfeksi setiap minggu dalam gelombang ini," kata Butler, seperti dikutip Sabtu (23/7/2022).
Dia mengatakan rawat inap juga hampir pasti meningkat. Meski saat ini ada lebih sedikit orang dalam perawatan intensif dibandingkan dengan gelombang Januari lalu.
"Pemerintah kami berkomitmen untuk melakukan segala kemungkinan untuk membuat Australia melewati musim dingin ini dengan aman dan sehat," kata Butler.
Butler juga mendesak warga Australia yang memenuhi syarat untuk melakukan booster vaksin. Dia mengatakan 550.000 warga Australia telah menerima dosis keempat alias booster kedua mereka selama tujuh hari terakhir.
Sementara itu, Kepala Petugas Medis Paul Kelly juga menyerukan gerakan WFH kembali dan mempertimbangkan penggunaan masker selama gelombang Omicron musim dingin. Ia mengatakan varian Omicron baru, BA.5, adalah ancaman signifikan.
"Kami berada di awal gelombang ini, bukan akhir," kata Kelly dalam sebuah pernyataan. "Kami tidak dapat menghentikan gelombang infeksi ini, tetapi kami dapat memperlambat penyebaran dan melindungi mereka yang rentan... Kami telah melakukan ini sebelumnya dan kami dapat melakukannya lagi."
Kelly mengatakan gelombang kali ini lebih menular dibandingkan varian sebelumnya. Dampak gelombang Covid-19 ini diperparah dengan meningkatnya kasus flu di Australia.
"Ini jauh lebih menular daripada varian sebelumnya... Ini juga sangat bagus untuk menghindari kekebalan, apakah itu dari infeksi sebelumnya, jadi, Anda bisa terinfeksi ulang dengan varian khusus ini," katanya.
"Situasi yang kita hadapi hari ini dibandingkan dengan Januari adalah bahwa rumah sakit juga bergulat dengan flu ... Berbagai penyakit pernapasan lainnya dan lonjakan aktivitas rumah sakit yang biasa kita lihat selama musim dingin," ujarnya.
(vap/vap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Kasus Covid-19 Melonjak, Jokowi: Jangan Disikapi Berlebihan