
Waspada Tak Cukup! Kuota Pertalite Cuma Sisa Segini...

Jakarta, CNBC Indonesia - PT Pertamina Patra Niaga mencatat konsumsi atau kuota Jenis Bahan Bakar Minyak Khusus Penugasan (JBKP) yakni RON 90 atau Pertalite semakin menipis, atau sampai Juni 2022 kemarin tersisa 8,8 juta Kilo Liter (KL) saja.
Untuk rinciannya, sampai Juni 2022 konsumsi BBM Pertalute sudah menembus 14,2 juta KL dari target yang dicanangkan pemerintah dan DPR pada tahun ini mencapai 23 juta KL.
"Realisasi pertalite itu per juni 14.2 juta KL sementara kuotanya adalah 23 juta KL," ungkap Corporate Secretary Pertamina Patra Niaga, Irto Ginting kepada CNBC Indonesia, Kamis (28/7/2022).
Dalam perhitungan kasar, selama enam bulan atau semester pertama ini, pemakaian BBM Pertalite mencapai 14,2 juta, artinya selama enam bulan ke depan jika kuota BBM Pertalite tersisa 8,8 juta KL tidak akan mencukupi untuk akhir tahun, artinya akan terjadi over kuota.
Oleh karena itu, Irto mengatakan, butuh pembatasan segera penggunaan konsumsi BBM Pertalite tersebut. "Karena kalo dilihat konsumsi per Juni, tanpa ada pengaturan, maka akan over kuota," ungkap Irto.
Saat ini, Pemerintah dan Pertamina sedang merumuskan pembatasan pembelian Pertalite sesuai dengan kriteria tertentu untuk kendaraan roda empat. Hal itu supaya penggunaan Pertalite bisa lebih tepat sasaran.
Pertamina sudah membuka pendaftaran ke website MyPertamina bagi kendaraan roda empat yang berhak mengisi BBM Pertalite tersebut. Terdapat 50 Kota/Kabupaten yang sudah dibuka pendaftarannya.
"Pengaturan sesuai kriteria yang berhak itu merupakan salah satu opsi untuk menekan over kuota," tandas Irto.
Sebelumnya kepada CNBC Indonesia, Ketua Banggar DPR RI Said Abdullah memastikan tidak akan ada tambahan alokasi kuota untuk Pertalite maupun Solar. Alih-alih ingin memberikan tambahan, Said menyarankan agar Pertamina dapat melakukan pembatasan dengan program yang saat ini sedang berjalan.
"Tidak ada penambahan kuota dan banggar memberikan kesempatan bagi Pertamina membangun sistem baik lewat MyPertamina atau dengan sidik jari karena barang subsidi adalah barang yang diperuntukkan 40% masyarakat bawah," kata Said kepada CNBC Indonesia, Jumat (8/7/2022).
Saat ini, Pertamina sendiri memang masih membuka kesempatan bagi masyarakat yang ingin mendaftarkan kendaraannya sebagai pengguna BBM Pertalite maupun Solar subsidi. Hal tersebut dilakukan sebagai upaya perusahaan mengendalikan kuota volume kedua BBM tersebut.
Said optimistis jika pembatasan tersebut dapat dilakukan, maka kuota BBM Pertalite maupun Solar akan aman hingga akhir tahun ini. "Sama halnya dengan elpiji tabung 3 Kg yang terus bertambah dari 3 juta metrik ton sekarang sudah 8 juta metrik ton dan kalau terus minta pertambahan artinya kemiskinan naik tajam padahal faktanya juga tidak," katanya.
Menurut Said selama ini LPG 3 Kg setidaknya hanya dinikmati 22% masyarakat bawah dan 86% masyarakat berpenghasilan tinggi. Sehingga, jika kondisi tersebut kemudian diteruskan menjadi tidak sehat karena yang mau dibantu akhirnya tidak mendapatkan apapun dari barang subsidi.
(pgr/pgr)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article DPR & Pemerintah Sepakat Tambah Kuota Pertalite 5 Juta KL