Simak! Begini Jurus Baru Menteri Jokowi Dongkrak Ekspor CPO

News - Emir Yanwardhana, CNBC Indonesia
22 July 2022 11:05
Bongkar Muat Minyak Crude Palm Oil (CPO) (CNBC Indonesia/Tri Susilo) Foto: Bongkar Muat Minyak Crude Palm Oil (CPO) (CNBC Indonesia/Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan (Zulhas) mengaku mendapat perintah dari Presiden Joko Widodo (Jokowi) agar harga tandan buah segar (TBS) di tingkat petani sawit naik ke atas Rp 2.000 Salah satunya dengan cara memperlancar ekspor minyak sawit mentah (crude palm oil/ CPO) dan turunannya. 

Pasalnya, saat ini, stok CPO di Indonesia masih berlimpah. Bahkan, dari hasil pantauannya, Zulhas menemukan stok di tangki penampungan CPO masih 7 jutaan ton. Melonjak sekitar 2 kali lipat dari kondisi normal 3 jutaan ton. 

Hal itu, ujarnya, yang jadi biang keladi harga TBS di tingkat petani masih murah.

Untuk itu, lanjut Zulhas, pemerintah tengah mempersiapkan sejumlah langkah yang tengah dilakukan untuk memperlancar ekspor, sehingga bisa menaikkan penyerapan buah sawit di tingkat petan. Yang akhirnya diharapkan bisa menaikkan harga TBS petani. 

"Pertama biaya pungutan ekspor kepada BPDPKS sebesar US$ 200 dihapus. Kedua, dasar perhitungan (penentuan harga patokan ekspor/ HPE) sebelumnya bulanan ini sekarang per dua mingguan jadi harga lebih terukur," katanya usai sidak Pasar Cibinong, Jawa Barat, Jumat (22/7/2022).

Selain itu, lanjut Zulhas, pengali DMO untuk perizinan ekspor dinaikkan menjadi 1x20x7 dari sebelumnya 1x5. Artinya dalam hal ini pengusaha bisa melakukan ekspor dengan porsi yang lebih besar.

"Pengali DMO itu dulu 1x5 sekarang tidak menjadi 1x20x7 jadi 1.000 ton dalam negeri itu dia bisa melakukan ekspor 8.400 ton, jadi hampir 1x9 jadi sudah sangat mudah," katanya.

Dia mengungkapkan saat ini masih banyak stok minyak sawit pada tangki-tangki produsen CPO, dimana setidaknya mencapai 7 juta ton. Jika rencana itu belum juga memperlancar ekspor, Zulkifli mengatakan akan merelaksasi aturan DMO dan DPO.

"Saya lagi pertimbangkan ketemu dengan teman pengusaha itu untuk komitmen memenuhi DMO dan DPO. Jadi mungkin saya pertimbangkan DMO/DPO itu gak perlu lagi. ini lagi kita pertimbangkan agar ekspor bisa cepat," katanya.

Meski tidak akan dilakukan komitmen tertulis dari para pengusaha, Zulhas menyebut hanya 'gentlement agreement' sudah cukup. Supaya pengusaha bisa memenuhi dalam negeri.

"Saya akan ketemu pabrik minyak goreng itu. ini urusan minyak goreng ini kan dagang hari-hari. Memang gak mudah diadministrasikan, dibirokrasikan dan ada hukumnya. Memang gak mudah, makanya kita cari gentlemen agreement, gentlement agreement saja cukup sebetulnya dengan begitu bisa ada ekonomi ekonomi pasar. Tapi perlu gentlement agreement, perlu jaminan dalam negeri yang 3 juta itu," jelasnya.

Selain itu dia juga berencana melakukan kunjungan ke India dan menjamin akan memperlancar pasokan minyak. Terlebih ada kendala dalam urusan logistik.

"Memang logistiknya ini akan kita bantu. saya akan ke India mungkin dalam waktu dekat saat hari raya Hindu. agar mereka kita jamin India, Pakistan akan lancar untuk sawit berapapun mereka perlu," katanya.


[Gambas:Video CNBC]
Artikel Selanjutnya

Siap-siap, DMO CPO Berlaku Mulai 31 Mei


(dce)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Terpopuler
    spinner loading
LAINNYA DI DETIKNETWORK
    spinner loading
Features
    spinner loading