
Sri Lanka: Pembicaraan Negosiasi dengan IMF Hampir Selesai

Jakarta, CNBC Indonesia - Presiden sementara Sri Lanka, Ranil Wickremesinghe, mengatakan negaranya hampir menyelesaikan negosiasi dengan Dana Moneter Internasional (IMF), sehari setelah ia mengumumkan keadaan darurat di Negeri Ceylon tersebut, Senin (18/7/2022).
"Pejabat presiden lebih lanjut menjelaskan bahwa negosiasi dengan IMF hampir selesai, dan diskusi untuk bantuan dengan negara asing juga sedang berlangsung," kata kantor Wickremesinghe dalam sebuah pernyataan, melansir Reuters.
Pernyataan itu muncul setelah Wickremesinghe mengeluarkan peringatan keadaan darurat, Minggu (17/7/2022) malam. Keadaan darurat tersebut ditetapkan saat pemerintahannya berusaha memadamkan kerusuhan sosial, mengatasi krisis ekonomi, serta mencegah kerusuhan menjelang pemungutan suara untuk memilih presiden baru di parlemen akhir pekan ini.
"Adalah bijaksana untuk dilakukan (keadaan darurat), demi kepentingan keamanan umum, perlindungan ketertiban umum dan pemeliharaan persediaan dan layanan yang penting bagi kehidupan masyarakat," kata pernyataan tersebut.
Wickremesinghe, yang dilantik pada 15 Juli sebagai presiden sementara, tak hanya mengumumkan keadaan darurat baru, tetapi ketentuan hukum spesifik yang belum diumumkan oleh pemerintah.
Peraturan darurat sebelumnya telah digunakan untuk mengerahkan militer untuk menangkap dan menahan orang, menggeledah properti pribadi dan meredam protes publik.
Presiden Sri Lanka yang digulingkan, Gotabaya Rajapaksa, sebelumnya mengatakan mengambil "semua langkah yang mungkin" untuk mencegah krisis ekonomi yang melanda negara pulau itu.
Meski mengatakan hal tersebut, Rajapaksa sempat melarikan diri ke luar negeri minggu ini untuk menghindari pemberontakan rakyat terhadap pemerintahnya. Dia terbang ke Maladewa dan kemudian Singapura setelah ratusan ribu pengunjuk rasa anti-pemerintah mulai turun ke seminggu yang lalu dan berhasil menduduki kediaman dan kantor resminya.
Setelah berada di luar negeri, ia baru menyatakan akan mengundurkan diri. Pengunduran diri Rajapaksa diterima oleh parlemen pada Jumat (15/7/2022) lalu.
Pada Sabtu (16/7/2022), Parlemen Sri Lanka berkumpul untuk memulai proses pemilihan presiden baru. Pada hari yang sama, ada pengiriman bahan bakar untuk memberikan bantuan kepada negara tersebut.
Wickremesinghe, sekutu Rajapaksa, adalah salah satu kandidat presiden. Namun pengunjuk rasa juga ingin dia angkat kaki dan tak memimpin negara. Jika tetap memimpin, situasi ini dipastikan akan menyebabkan kekacauan lebih lanjut.
Sajith Premadasa, pemimpin partai oposisi utama Samagi Jana Balawegaya (SJB), adalah kandidat utama lainnya, bersama dengan Dullas Alahapperuma, anggota parlemen senior partai berkuasa yang menjabat sebagai menteri media massa dan juru bicara kabinet.
(tfa/tfa)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Daftar Negara yang Terancam Menyusul Sri Lanka, 2 Tetangga RI