
Anak Buah Jokowi Ini Janji Harga Sawit Rp1.600, Cek Faktanya

Jakarta, CNBC Indonesia - Ketua Umum Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (Apkasindo) Gulat Manurung mengatakan, harga tandan buah segar (TBS) petani sawit saat ini masih anjlok. Hal itu, kata dia, membuktikan imbauan pemerintah soal harga TBS tidak terbukti.
"Faktanya, tidak ada satu pun pabrik mengikuti arahan Mendag (Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan) karena memang susah. Apalagi dengan istilah imbauan, itu semacam romantisme. Artinya, mudah-mudahan kalau kasihan," kata Gulat kepada CNBC Indonesia, Senin (11/7/2022).
Seperti diketahui, Mendag Zulkifli Hasan (Zulhas) sebelumnya menyatakan, pemerintah meminta pelaku usaha membeli TBS minimal seharga Rp1.600 per kg.
"Kami berdialog dengan petani sawit mengenai apa saja permasalahan yang ada. Kami juga menyampaikan kepada para petani bahwa pelaku usaha telah diminta membeli TBS paling sedikit di harga Rp1.600 per kg," kata Zulhas dalam keterangan tertulis dikutip Senin (11/7/2022).
Hal itu disampaikan usai berdialog dengan petani sawit yang tergabung dalam Apkasindo provinsi Lampung di Desa Merak Batin, Kecamatan Natar, Kabupaten Lampung Selatan, Sabtu (9/7)
"Terima kasih, pak Mendag. Mungkin maksudnya, ibarat mobil sedang mendaki, supaya nggak mundur lagi, diganjal Rp1.600 per kg. Tapi, mohon maaf pak Menteri, nggak ada satu pun. Sesuai data yang dikumpul Posko Pengaduan Harga TBS Apkasindo, rata-rata harga TBS di pabrik bahkan 62% di bawha penetapan Dinas Perkebunan," kata Gulat.
Apkasindo mencatat, harga TBS di 22 provinsi sentra sawit pada tanggal 7 hingga 9 Juli 2022 adalah Rp2.392 per kg untuk rata-rata penetapan oleh Dinas Perkebunan. Dimana harga sebelum larangan ekspor adalah Rp4.250 per kg dan HPP adalah Rp2.250 per kg TBS.
Pada 7 Juli 2022, harga rata-rata TBS di petani swadaya tercatat Rp827 per kg dan plasma Rp1.215 per kg. Terpantau, harga terendah anjlok ke Rp500 per kg. Lalu tanggal 8 Juli 2022, harga rata-rata di petani swadaya Rp841 per kg dan plasma Rp1.234 per kg. Tanggal 9 Juli 2022, harga tercatat rata-rata Rp861 untuk petani swadaya dan Rp1.261 untuk petani plasma.
"Ini jangan dimaknai sebagai kenaikan atau harga TBS tengah menuju tren positif. Karena kalau posisinya seperti ini buat kami namanya netes," tukas Gulat.
"Makanya selalu kami sebutkan agar ada kebijakan yang mendobrak. Sejak 2 bulan lalu kami selalu bilang kurangi beban, kurangi beban. Sesungguhnya harga TBS ini turun karena kebijakan DMO, DPO, dan FO (flush out)," pungkas Gulat.
(dce/dce)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Petani & Pabrik Sawit Mulai 'Teriak', Ini Biang Keroknya