Kata Zulhas Petani Sawit Malaysia Bahagia, di RI Menderita
Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan (Zulhas) mengatakan, petani dan pengusaha sawit di Indonesia menderita. Sementara di negara tetangga, berbahagia.
Seperti diketahui, negara tetangga yang juga menempati posisi kedua setelah Indonesia sebagai produsen sawit terbesar dunia adalah, Malaysia.
"Ini berkah sebetulnya. Kalau kita saksikan tetangga, semua bahagia. Petani sawitnya bahagia, pengusahanya bahagia, pemerintahnya bahagia. Petani dapat harga bagus, pemerintah dapat pajak banyak, pengusaha dapat cuan banyak rakyat juga bisa beli minyak harga yang murah ada," kata Zulhas saat peluncuran minyak goreng kemasan sederhana, Minyakita di Jakarta, Rabu (6/7/2022).
Namun, imbuh dia, di Indonesia yang terjadi justru kondisi terbalik.
Seharusnya, ujarnya, dengan lonjakan harga minyak sawit di pasar internasional yang bahkan sempat cetak rekor, menguntungkan bagi Indonesia. Sebagai produsen sawit terbesar nomor satu di dunia.
"Seharusnya petani sawit tertawa karena harganya bagus, bisa beli motor, sekolahkan anak, tambah kebun, perbaiki rumah. Tapi, mereka menderita sekarang," kata Zulhas.
Pengusaha, lanjutnya, juga sama.
"Seharusnya pengusaha bahagia, senyum, bisa cuan banyak. Tapi, hari-hari ini ngeluh juga. Tangkinya penuh, nggak bisa ekspor. Tentu, ini pemerintah juga sulit," kata Zulhas.
Di satu sisi, dia menambahkan, harga minyak sawit naik, termasuk minyak goreng di dalam negeri. Di sisi lain, jika tak ekspor pendapatan pajak pemerintah menyusut.
"Jadi yang tadinya semua pihak bisa bahagia tapi yang terjadi bencana. Untuk itulah saya datang, diminta presiden untuk menyelesaikan soal ini. Dan karena perintah penugasan, saya bismilah, kita kerjakan. Saya minta dukungan agar bisa kita urai dengan cepat bisa selesaikan," kata Zulhas.
Dia mengatakan, sudah menemukan benang merah kisruh minyak goreng di dalam negeri.
"Kita sebenarnya punya tujuan sama. Tapi kemarin kok nggak ketemu. Kita cari-cari memang ada instrumen yang nggak bisa jalan, yaitu rantai distribusi," kata Zulhas.
Dengan begitu, dia mengklaim, kendala yang selama ini menghambat sudah mulai bisa diatasi.
Sebelumnya, petani sawit di Kalimantan sempat jadi sorotan di media sosial. Pasalnya, petani sawit di perbatasan Indonesia dengan Malaysia, menjual langsung tandan buah segar (TBS) sawitnya ke negara tersebut. Lewat jalur darat maupun sungai.
Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (APKASINDO) mengungkapkan, praktik tersebut sudah berlangsung selama beberapa waktu terakhir. Petani menjual TBS lewat jalur darat maupun sungai.
"Benar, begitu faktanya di lapangan. Petani terpaksa menjual sawitnya ke Malaysia, ini pilihan yang harus diambil. Kelaparan atau jual TBS ke Malaysia. Situasi saat ini menuntut petani memilih, karena kalau dijual di Indonesia yang ada itu rugi," kata Ketua Umum Apkasindo kepada CNBC Indonesia, Senin (4/7).
(dce/dce)