Diam-diam Ukraina Racik Strategi Gempur Pasukan Rusia

Cantika Adinda Putri, CNBC Indonesia
26 June 2022 13:30
Seorang prajurit Ukraina berjaga selama konflik Rusia- Ukraina di sebuah parit di garis depan dekat Avdiivka, wilayah Donetsk, Sabtu (18/6/2022). (Photo by ANATOLII STEPANOV/AFP via Getty Images)
Foto: Seorang prajurit Ukraina berjaga selama konflik Rusia- Ukraina di sebuah parit di garis depan dekat Avdiivka, wilayah Donetsk, Sabtu (18/6/2022). (Photo by ANATOLII STEPANOV/AFP via Getty Images)

Jakarta, CNBC Indonesia - Ukraina dikabarkan memiliki strategi khusus setelah menarik diri dari serangan Rusia. Caranya, dengan mempertahankan bagian timurnya dari tempat yang lebih tinggi dan Kyiv mencoba menstabilkan situasi.

Hal tersebut diketahui dari kepala mata-mata militer Ukraina, Kyrylo Budanov yang dilansir dari Reuters, Minggu (26/6/2022).

Kepala Direktorat Intelijen Utama Kementerian Pertahanan yang berusia 36 tahun ini berbicara dalam sebuah wawancara terbatas di Kyiv, beberapa jam sebelum Rusia mengklaim telah mengambil alih penuh atas kota Severodonetsk, di mana pasukan Ukraina telah dibombardir selama berminggu-minggu.

"Taktik yang digunakan Rusia di Mariupol menghapus kota dari muka bumi. Mengingat kondisinya, menahan pertahanan di reruntuhan dan lapangan terbuka tidak mungkin lagi. Jadi pasukan Ukraina berangkat ke tempat yang lebih tinggi untuk melanjutkan pertempuran sebagai operasi pertahanan," ujar Budanov.

Satu-satunya jalan menuju kemenangan bagi Ukraina, katanya, adalah melalui kekuatan militer semata untuk merebut kembali semua wilayahnya.

"Strateginya sangat sederhana. Stabilkan situasi. Terima jumlah peralatan yang dibutuhkan dan siapkan jumlah pasukan dan sarana yang diperlukan untuk memulai serangan balasan untuk mengembalikan semua wilayah kami," katanya.

Wawancara berlangsung di kantor yang dijaga ketat. Sebuah senjata otomatis tergeletak di mejanya bersama dengan berbagai folder. Karung pasir ditumpuk di jendela.

Budanov memperkirakan bahwa 330.000 personel terlibat dalam operasi Rusia di Ukraina, sepertiga dari seluruh angkatan bersenjatanya, angka tersebut juga termasuk personel non-tempur seperti staf logistik.

"Bagian utama dari jumlah ini adalah elemen tempur dan itu lebih dari 50% dari apa yang dimiliki Rusia saat ini," jelasnya.

Dia mengatakan tentang kemungkinan Rusia akhirnya secara terbuka mengumumkan mobilisasi karena itu berarti pemimpin Kremlin Vladimir Putin menghadapi pertanyaan genting di dalam negaranya.

"Mereka benar-benar takut akan ini - ini adalah alasan utama mengapa mobilisasi terjadi secara tersembunyi, khususnya dengan menggunakan kata cadangan," katanya.

"Unit-unit militer yang ambil bagian pada 24 Februari dan unit-unit militer yang sama sekarang, dalam banyak kasus berada pada kelompok kedua dan dalam beberapa kasus bahkan kelompok personel ketiga mereka," ujar Budanov lagi.

Moskow sejauh ini berhenti menyerukan mobilisasi militer umum dalam apa yang disebutnya operasi militer khusus di Ukraina.

Budanov menolak berkomentar secara rinci tentang upaya perlawanan partisan Ukraina di bagian-bagian Ukraina yang diduduki, tetapi menggunakan bahasa yang mengancam untuk target partisan.

"Orang-orang yang mengkhianati Ukraina dan semua orang yang datang ke sini untuk menghancurkan negara kita akan dihancurkan. Tidak ada tujuan lain," tuturnya.

Budanov juga menolak untuk merinci rencana serangan balasan di wilayah pendudukan Kherson yang direbut Rusia pada awal invasi 24 Februari.

"Mulai Agustus, kita harus mengharapkan hasil yang terlihat dari aktivitas militer Ukraina. Tunggu sebentar dan kita lihat apa yang akan terjadi," katanya.

Dia mengatakan setiap serangan balasan akan bergantung pada berbagai faktor termasuk memiliki konsentrasi pasukan yang lengkap, yang akan bergantung pada Ukraina mendapatkan bantuan dari mitra asing.

Dia mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Barat atas dukungannya, namun Ukraina membutuhkan lebih banyak bantuan selama empat bulan perang, termasuk sistem senjata untuk melakukan serangan dan kendaraan lapis baja.


(cap/cha)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Putin Menang Lagi di Ukraina, Zelensky Ngamuk Bom Minyak Rusia

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular