Internasional

Tak Hanya RI, Tetanggapun Pening karena Tiket Pesawat Tinggi

Maesaroh, CNBC Indonesia
Kamis, 16/06/2022 17:00 WIB
Foto: cover topik/Ledakan tiket Pesawat_cover/Aristya rahadian

Jakarta, CNBC Indonesia - Lonjakan harga tiket pesawat terbang tidak hanya membuat pening masyarakat Indonesia. Warga Amerika Serikat (AS), Australia, hingga India pun dibuat pusing dengan kenaikan tiket pesawat terbang.

Melambungnya harga minyak mentah dunia, revenge traveller, berkurangnya tenaga kerja di sektor penerbangan, serta ambil untung dari maskapai penerbangan menjadi biang keladi dari lonjakan tiket pesawat terbang.

Lonjakan harga tiket tercermin dari besarnya inflasi pada kelompok pengeluaran tersebut. Indeks Harga Konsumen (IHK) untuk tiket pesawat terbang melesat 25% pada April. Ini adalah kenaikan terbesar sejak IHK untuk tiket dicatat pada 1989.





Dilansir dari The Philadelphia Inquirer, tiket kelas ekonomi Cathay Pacific Airways dari Hong Kong ke London untuk akhir Juni meroket hingga US$ 5.360 atau lima kali lipat dibandingkan pra-pandemi. Penerbangan langsung dari New York ke London untuk akhir Juni kini menembus US$ 2.000.

"Harga tiket pesawat sangat mahal sekarang. Sungguh mengherankan karena untuk kelas ekonomi pun, kita harus merogoh kocek dalam-dalam," tutur Jacqueline Khoo, pekerja di bidang pariwisata, kepada Los Angeles Times.

Delta Air Lines menyebut tiket pesawat dari India ke Bali kini mencapai 40.000 rupee atau sekitar Rp sekitar Rp 7,7 juta, naik drastis dibandingkan sebelum pandemi yakni 30.000 rupee atau Rp 5,6 juta.

Delta mencatat tiket pesawat untuk periode Juni-Agustus rata-rata melambung 47% dibandingkan 2021 dan 34% dibandingkan tahun 2019.

Tidak hanya penerbangan internasional, perjalanan domestik pun tak kalah mahal. Tiket ekonomi untuk penerbangan domestik AS dari Los Angeles ke Philadelphia dulu hanya berkisar US$ 320 tetapi ongkosnya kini melonjak menjadi US$ 685.

"Dulu, dengan harga sebesar itu, saya sudah bisa melakukan penerbangan internasional," tutur Desiree Anderson, kepada CNBC International.

Desiree pun kini terpaksa harus menghapus banyak rencana perjalanannya tahun ini dan hanya bepergian untuk alasan yang sangat penting seperti menghadiri pernikahan sahabatnya.

Dilansir dari India Times, studi yang dilakukan Mastercard Economics Institute menunjukkan ongkos perjalanan udara dari Singapura rata-rata naik 27% pada April tahun ini dibandingkan tahun 2019. Ongkos terbang dari Australia rata-rata naik 20%.

Uniknya, meskipun tiket pesawat melonjak, warga AS tidak ragu untuk membobol tabungan atau pengeluaran mereka untuk bepergian dengan pesawat terbang.
Survei yang dilakukan Bank of America Institute menunjukkan pengeluaran warga AS untuk tiket dan agen perjalanan meroket 60%.

Permintaan tiket melonjak karena masyarakat yang selama ini menahan diri untuk bepergian mengunjungi keluarga atau bertamasya kini memutuskan untuk bepergian.

Foto: LA Times
Kenaikan harga tiket pesawat di Amerika Serikat

(mae)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Diancam Bom, Pesawat Saudia Airlines Mendarat Darurat di Medan

Pages