Tertahan CPO, Ekspor RI Tak Ngegas Lagi

Cantika Adinda Putri, CNBC Indonesia
Rabu, 15/06/2022 11:38 WIB
Foto: Antrean truk kelapa sawit di Kalimantan Tengah (Tangkapan layar Apkasindo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan nilai ekspor Indonesia bulan lalu sebesar US$ 21,51 miliar. Naik 27% dibandingkan periode yang sama tahun lalu (year-on-year/yoy).

Meski tumbuh cukup tinggi, tetapi sejatinya ada perlambatan. Pada April 2022, ekspor mampu tumbuh 47,76% yoy.


Secara bulanan, ekspor juga alami kontraksi sampai dengan 21,29%

Apa pemicunya?

"Ada 3 sektor menurun secara bulanan. Pertanian, industri pengolahan, dan pertambangan," ungkap Setianto, Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS dalam konferensi pers, Rabu (15/6/2022)

Industri pengolahan alami penurunan paling tajam, yaitu -25,93% ditopang oleh berkurangnya ekspor minyak kelapa sawit. Diketahui beberapa waktu lalu pemerintah memberlakukan larangan ekspor komoditas tersebut.

"Komoditas yang mengalami penurunannya minyak kelapa sawit, pakaian jadi/konveksi dari tekstil," jelasnya.

Foto: Dok. BPS
Dok. BPS

Industri pertanian kehutanan dan perikanan juga alami penurunan, di mana mencapai -25,92% yang dipengaruhi oleh sarang burung dan tanaman obat.

"Sektor pertambangan turun 12,92pct didorong penurunan komoditas biji tembaga dan lignit," kata Setianto.

Foto: Dok. BPS
Dok. BPS


(mij/mij)
Saksikan video di bawah ini:

Video: BPS: Surplus Neraca Dagang RI Mei 2025 Sebesar USD 4,3 Miliar