Tertahan CPO, Ekspor RI Tak Ngegas Lagi

Jakarta, CNBC Indonesia - Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan nilai ekspor Indonesia bulan lalu sebesar US$ 21,51 miliar. Naik 27% dibandingkan periode yang sama tahun lalu (year-on-year/yoy).
Meski tumbuh cukup tinggi, tetapi sejatinya ada perlambatan. Pada April 2022, ekspor mampu tumbuh 47,76% yoy.
Secara bulanan, ekspor juga alami kontraksi sampai dengan 21,29%
Apa pemicunya?
"Ada 3 sektor menurun secara bulanan. Pertanian, industri pengolahan, dan pertambangan," ungkap Setianto, Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS dalam konferensi pers, Rabu (15/6/2022)
Industri pengolahan alami penurunan paling tajam, yaitu -25,93% ditopang oleh berkurangnya ekspor minyak kelapa sawit. Diketahui beberapa waktu lalu pemerintah memberlakukan larangan ekspor komoditas tersebut.
"Komoditas yang mengalami penurunannya minyak kelapa sawit, pakaian jadi/konveksi dari tekstil," jelasnya.
![]() Dok. BPS |
Industri pertanian kehutanan dan perikanan juga alami penurunan, di mana mencapai -25,92% yang dipengaruhi oleh sarang burung dan tanaman obat.
"Sektor pertambangan turun 12,92pct didorong penurunan komoditas biji tembaga dan lignit," kata Setianto.
![]() Dok. BPS |
[Gambas:Video CNBC]
Harga Tambang Masih Wangi, Ekspor RI Terus Melejit
(mij/mij)