Krisis Global Itu Nyata! Indonesia Juga Jadi Korbannya...

Cantika AP Noveria, CNBC Indonesia
15 June 2022 11:26
Aktivitas bongkar muat ekspor impor di Pelabuhan New Priok, Jakarta Utara, Jumat (25/2/2022). (CNBC Indonesia/ Andrean Kristianto)
Foto: Aktivitas bongkar muat ekspor impor di Pelabuhan New Priok, Jakarta Utara, Jumat (25/2/2022). (CNBC Indonesia/ Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Lonjakan harga pangan dan energi di tingkat global mulai terasa. Perekonomian di berbagai negara melambat dan Indonesia tidak imun terhadap perlambatan tersebut.

"Krisis pangan dan energi memicu tekanan termasuk inflasi dan pertumbuhan ekonomi beberapa negara mitra dagang kita. Kenakan inflasi dan perlambatan ekonomi membuat proyeksi IMF (Dana Moneter Internasional) dan Bank Dunia berubah," kata Setianto, Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS, dalam konferensi pers di Jakarta, Rabu (15/6/2022).

Untuk 2022, Bank Dunia memperkirakan ekonomi global tumbuh 2,9%. Turun 1,2 poin persentase dibandingkan proyeksi Januari lalu. Sementara untuk 2023, proyeksi pertumbuhan ekonomi dipangkas 0,2 poin persentase menjadi 3%.

growthSumber: BPS

Indonesia, lanjut Setianto, tidak luput dari perlambatan ekonomi global. Saat negara-negara mitra dagang utama Indonesia bermasalah, maka dampaknya tentu akan terasa.

BPS melaporkan nilai ekspor Indonesia bulan lalu sebesar US$ 21,51 miliar. Naik 27% dibandingkan periode yang sama tahun lalu (year-on-year/yoy).

Meski tumbuh cukup tinggi, tetapi sejatinya ada perlambatan. Pada April 2022, ekspor mampu tumbuh 47,76% yoy.

"Pertumbuhan ekonomi beberapa mitra dagang seperti India, Tiongkok, Amerika Serikat, Thailand, dan Korea Selatan mengalami penurunan pertumbuhan ekonomi pada triwulan I-2022 yang lalu," kata Setianto.


(aji/aji)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Ini Dia Mesin Pertumbuhan Ekonomi RI Kuartal III-2023 4,94%

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular