Covid Jakarta Naik Lagi Gegara Varian BA.4-BA.5? Ini Datanya

News - Tim Redaksi, CNBC Indonesia
14 June 2022 08:05
Peserta mengikuti vaksinasi booster COVID-19 di Sentra Vaksinasi Booster, Pondok Indah Mall 3, Jakarta, Rabu (23/3/2022). Pemerintah Provinsi DKI Jakarta terus menggenjot program vaksinasi terutama booster. (CNBC Indonesia/ Andrean Kristianto) Foto: Peserta mengikuti vaksinasi booster COVID-19 di Sentra Vaksinasi Booster, Pondok Indah Mall 3, Jakarta, Rabu (23/3/2022). Pemerintah Provinsi DKI Jakarta terus menggenjot program vaksinasi terutama booster. (CNBC Indonesia/ Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Perkembangan kasus Covid-19 di Indonesia terus meningkat. Per kemarin, kasus konfirmasi harian mencapai 591 orang, lebih tinggi dibandingkan sebelumnya yang tercatat 551 orang.

DKI Jakarta sendiri untuk kesekian kalinya menjadi provinsi penyumbang kasus tertinggi. Berdasarkan data Satuan Tugas Penanganan Covid-19, kasus konfirmasi Covid-19 di kawasan Ibu Kota kemarin mencapai 348 kasus.

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, mengatakan bahwa penyebab kenaikan kaus Covid-19 bukan karena Lebaran. Melainkan, setiap kenaikan kasus terjadi karena adanya varian Covid-19 baru.

Hal tersebut tak hanya terjadi di Indonesia saja, tapi di seluruh dunia yang negaranya sedang mengalami lonjakan kasus.

"Kita liat setiap kali terjadi lonjakan besar tiap negara, itu bukan karena hari raya keagamaan besar, tapi karena ada varian baru," ujarnya saat konferensi pers PPKM.

Jika di lihat ke belakang, saat Natal dan Lebaran tahun lalu, memang terjadi kenaikan kasus. BGS mengamati bahwa kenaikan terjadi antara hari ke 27 sampai hari ke 34. Sedangkan saat ini kenaikan kasus ada di sekitar hari ke 40 pasca Lebaran.

"Kita konfirmasi bahwa kenaikan itu dipicu adanya varian baru dan ini yang juga terjadi di negara-negara di luar Indonesia yang mungkin hari raya keagaannya berbeda dengan kita. Jadi setiap kali ada varian baru itu (kasus) akan naik," tuturnya.

Ia memproyeksikan lonjakan kasus Covid-19 di Tanah Air seiring penularan virus Corona subvarian Omicron BA.4 dan BA.5 akan terjadi bulan depan.

"Pengamatan kami ini gelombang BA.4, BA.5 itu biasanya puncaknya tercapai satu bulan setelah penemuan kasus pertama. Jadi harusnya di minggu kedua Juli, minggu ketiga Juli, kita akan melihat puncak kasus BA.4 dan BA.5 ini." tuturnya.

Budi mengatakan, tingkat penularan BA.4 dan BA.5 diperkirakan hanya sepertiga dari puncak kasus Delta dan Omicron. Pada saat itu, kasus harian akibat varian Delta mencapai 56 ribu, sementara Omicron mencapai 64 ribu per hari.

"Kasus hospitalisasi juga sepertiga dari kasus Delta dan Omicron, sedangkan kasus kematian sepersepuluh dari Delta dan Omicron," jelasnya.

Hingga saat ini, setidaknya ada delapan kasus subvarian BA.4 dan BA.5. Dari delapan kasus tersebut, tiga orang yang teridentifikasi merupakan imported case dari Mauritius, Amerika Serikat (AS) dan Brasil.

Budi mengatakan, dari delapan orang yang teridentifikasi terkena BA.4 dan BA.5, hanya satu yang bergejala sedang. Satu orang tersebut mengalami gejala sedang lantaran belum menerima suntikan booster.

"Pemerintah mendorong masyarakat untuk vaksinasi lengkap dan vaksinasi booster, serta tetap menjalankan protokol kesehatan sesuai anjuran pemerintah," tegasnya.


[Gambas:Video CNBC]
Artikel Selanjutnya

Kasus Baru Covid RI Naik Nyaris 100%, Picu Gelombang Baru?


(cha/cha)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Terpopuler
    spinner loading
LAINNYA DI DETIKNETWORK
    spinner loading
Features
    spinner loading