
Orang Amerika Mulai Takut Belanja, Pertanda Krisis...?

Ekonom hingga analis mengingatkan jika pertumbuhan AS semakin melambat sementara inflasi masih melambung tinggi maka resesi tinggal menunggu waktu.
Polling yang dilakukan The Financial Time, menunjukan 60% dari ekonom kenamaan AS yakin AS akan jatuh ke resesi tahun depan. Survei tersebut dilakukan berkerja sama dengan Initiative on Global Markets dari the Booth School of Business, Universitas Chicago.
Sebanyak 40% dari 49 responden mengatakan resesi akan terjadi pada kuartal I atau II tahun depan sementara sepertiga responden meyakini resesi akan terjadi pada semester II-2023.
Sebanyak 40% responden juga menilai The Fed akan gagal mengontrol inflasi. Kondisi akan sedikit berbeda jika suku bunga acuan menjadi 2,8% pada akhir 2022, dari saat ini sebesar 0,75-1,%.
Survei yang dilakukan CNBC kepada puluhan dewan direktur keuangan (CFO) juga menunjukan kekhawatiran besar akan terjadinya resesi. Sebanyak 68% responden percaya bahwa resesi akan terjadi pada semester pertama tahun 2023. Tidak ada satupun CFO yang memperkirakan resesi akan datang setelah semester dua tahun depan. Tidak ada satu juga CFO yang percaya bahwa perekonomian AS akan bebas dari resesi.
Survei dilakukan pada 22 CFO pada institusi top dunia pada periode 12 Mei- 6 Juni.
Shiller pun mengatakan ada kemungkinan jika Amerika Serikat (AS) akan mengalami resesi pada beberapa tahun mendatang. "Kemungkinannya lebih dari 50%," tuturnya kepada Fortune.
Peringatan resesi juga disampaikan Bank Dunia dalam laporan terbarunya Global Economic Prospects. Kekhawatiran didasari fakta bahwa inflasi melambung pada tahun ini sementara pertumbuhan ekonomi justru melambat.
"Perang, lockdown di China, gangguan rantai pasok dan risiko stagflasi tengah mengancam pertumbuhan. Bagi banyak negara, resesi akan sulit dihindari," tutur Presiden Bank Dunia David Malpass, dalam keterangan resmi, Selasa (7/6/2022).
TIM RISET CNBC INDONESIA
(mae/mae)
[Gambas:Video CNBC]