
Gambaran Seramnya 2023: Ekonomi Stagnan, Inflasi Tinggi

Jakarta, CNBC Indonesia - Ekonom senior Raden Pardede mengungkapkan resep yang akan menjadi kunci dalam menghadapi tahun ketidakpastian pada 2023. Seiring dengan banyak negara akan menghadapi stagflasi.
Kondisi itu terjadi karena tingginya inflasi dibarengi dengan masih terkontraksinya ekonomi, terutama di negara-negara maju.
"2023 ini memang situasinya berbeda, yang disebut situasi stagflasi yang tadi itu, stagnasi bergabung dengan inflasi tinggi yang akhirnya harus direspons dengan suku bunga yang tinggi," kata Raden dalam program Profit CNBC Indonesia, Selasa (3/1/2022).
Dalam menghadapi kondisi stagflasi secara global itu, Raden berpendapat Indonesia harus mampu mempertahankan kebijakan adaptif yang selama ini diterapkan saat menghadapi Pandemi Covid-19 dan perlambatan ekonomi dua tahun terakhir.
"Dalam situasi ketidakpastian adalah harus adaptif terhadap perubahan karena tadi dikatakan pak presiden kita tidak tahu. Kalau sesuatu yang kita tidak tahu itu, unknown, itu kata kuncinya kita beradaptasi dengan cepat," ujar Raden.
Resep adaptif ini menurut Tim Asistensi Menteri Koordinator Bidang Perekonomian itu berarti tidak ada kebijakan yang harus dibuat berdasarkan rumus ekonomi tertentu saja. Melainkan, harus ada kebijakan-kebijakan yang responsif terhadap perkembangan ekonomi yang terjadi saat itu juga.
"Kita belajar dari pengalaman menangani krisis belajar dari apa yang dilakukan oleh China dengan Zero Covid policy yang menjadi awalnya benar tetapi seterusnya menjadi salah kan, nah ini juga seperti itu," tutur Raden.
Dengan demikian, Raden menekankan, dari waktu ke waktu pemerintah harus bisa melakukan perubahan-perubahan kebijakan yang adaptif sesuai dengan perkembangan ekonomi yang sangat cepat.
"Nah menurut saya yang dilakukan pemerintah Indonesia ke depan, negara ini adalah kita harus siap dengan satu kebijakan yang adaptif, bisa melakukan perubahan dengan cepat, jadi jangan pakem A, A terus," tuturnya.
(mij/mij)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Ekonomi Indonesia Hari Ini: Bukan Stagflasi, Apalagi Resesi