
Sri Mulyani Ungkap Ancaman Stagflasi Nyata

Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Keuangan Sri Mulyani mengungkapkan dampak mengerikan akibat perang tarif dan perang senjata yang saat ini terjadi. Adanya perang tarif dan perang senjata menurut Sri Mulyani membuat dunia menghadapi ancaman stagflasi.
Paling dekat dampaknya dari ancaman stagflasi adalah sikap bank sentral dunia yang maju mundur untuk memangkas suku bunga. Sri Mulyani mengatakan bank sentral dunia saat ini menghadapi dilema akibat ancaman stagflasi tersebut.
"Growth melemah (PDB) tapi inflasi naik. Dilema ini akan dihadapi banyak bank sentral di dunia," ucap Sri Mulyani saat konferensi pers APBN KiTa di gedung Kementerian Keuangan pada Selasa (17/6/2025).
Lebih lanjut Sri Mulyani mengatakan bahwa awalnya bank dunia diperkirakan akan menurunkan tingkat suku bunga yang tinggi pada tahun ini. Akan tetapi tertahan karena adanya ketidakstabilan ekonomi yang bisa membuat inflasi melonjak karena adanya disrupsi dari sisi pasokan.
"Suku bujga akan tetap tinggi padahal kitai perkirakan 2025 akan ada penurunan. Tapi tertahan karena perang dagang tarif bisa sebabkan disrupsi supply. Ditambah perang di timur tengah" ungkapnya.
Akibat dari disrupsi supply yang dikatakan Menteri Keuangan tersebut adalah kenaikan harga barang dan jasa sehingga potensi inflasi meningkat semakin tinggi.
"Disrupsi di sisi suplly side sangat nyata. Harga akan melonjak tinggi. Ini yang akan menyebabkan bank sentral harus itung kembali kecepatan dan arah kebijakan suku bunga," ucapnya.
Stagflasi sendiri adalah kondisi di mana inflasi melonjak sementara ekonomi melemah.
(haa/haa)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Kebijakan Trump Bawa 'Kutukan', Stagflasi Hantui Amerika Serikat
