Internasional

6 Fakta Baru Perang Ukraina, Rusia Mundur & Biden Disanksi

Tommy Patrio Sorongan, CNBC Indonesia
23 May 2022 11:00
Rusia menyatakan sedikinya 265 milisi Ukraina menyerahkan diri di daerah pabrik baja Azovstal, Mariupol pada Selasa (17/5). (REUTERS/ALEXANDER ERMOCHENKO)
Foto: Perang Rusia-Ukraina (REUTERS/ALEXANDER ERMOCHENKO)

Jakarta, CNBC Indonesia - Perang Rusia ke Ukraina masih terus terjadi. Memasuki hampir bulan ketiga, pertempuran masih terus memanas terutama di wilayah Timur yang ingin memisahkan diri dari Kyiv.

Berikut perkembangan terbarunya dikutip CNN International dan CNBC, Senin (23/5/2022).

1. Pasukan Rusia mundur dari Severodonetsk

Militer Rusia dilaporkan mulai mundur dari kota Severodonetsk, Ukraina Timur. Pemerintah Ukraina menyatakan penarikan diri ini dilakukan setelah pihaknya menggempur pasukan yang dikirimkan Presiden Rusia Vladimir Putin itu.

"Serangan di Severodonetsk adalah bagian dari serangan yang lebih luas di sepanjang garis kontak antara pasukan Rusia dan Ukraina," kata staf umum militer Ukraina.

"Pasukan musuh sedang bersiap untuk melanjutkan serangan ke arah Sloviask," tambah mereka merujuk pada kota penting lainnya di daerah tersebut.

Severodonetsk dan Sloviansk adalah kunci untuk mengendalikan wilayah Luhansk Ukraina. Sebagian wilayah dari Luhansk dan Donetsk sendiri telah dikendalikan oleh separatis yang didukung Rusia sejak 2014.

2. Lithuania setop aliran migas Rusia

Lithuania akan sepenuhnya memotong impor pasokan energi Rusia termasuk minyak, listrik dan gas alam mulai Minggu, (22/5/2022).

Menteri Energi Lithuania Dainius Kreivys menyebutkan bahwa ini merupakan bentuk solidaritas mereka terhadap Ukraina dengan memutus pendapatan Rusia dari pasokan energi itu.

"Tidak hanya itu merupakan tonggak yang sangat penting bagi Lithuania dalam perjalanannya menuju kemandirian energi, tetapi juga merupakan ekspresi solidaritas kami dengan Ukraina," ujarnya. "Kita harus berhenti membiayai mesin perang Rusia."

3. Biden lobi Modi untuk hukum Rusia

Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden akan bertemu Perdana Menteri (PM) India Narendra Modi di Jepang. Pertemuan itu dilakukan dalam sela-sela KTT Quad yang diselenggarakan pada 24 Mei mendatang. Quad adalah aliansi informal antara AS, India, Jepang, dan Australia.

Penasihat keamanan nasional AS Jake Sullivan mengatakan pembicaraan keduanya akan 'konstruktif dan lugas'.

Beberapa pihak menilai langkah ini dilakukan AS untuk meyakinkan India dalam memberikan sanksi kepada Rusia atas serangannya ke Ukraina. India sendiri merupakan pembeli utama senjata Rusia, dan telah berhati-hati untuk menjauhkan diri dari Moskow.

4. Presiden Polandia berpidato di Parlemen Ukraina

Presiden Polandia Andrzej Duda berada di Ukraina hari ini. Ia merupakan kepala negara asing pertama yang akan berpidato di parlemen Ukraina sejak perang dimulai.

5. Rusia Sanksi Biden Cs

Rusia telah melarang 963 warga Amerika Serikat (AS) untuk memasuki negara itu. Ini termasuk Presiden Joe Biden dan Menteri Luar Negeri Antony Blinken

Dalam daftar yang dirilis pada Sabtu itu, ada juga beberapa nama mayoritas senator AS. anggota Dewan Perwakilan Rakyat, mantan dan pejabat pemerintah saat ini, jurnalis, personel militer, advokat, warga negara, dan juga CEO perusahaan.

Meski begitu, beberapa orang yang berada dalam daftar itu diketahui telah meninggal seperti Senator John McCain dan Wakil Direktur Badan Intelijen Pertahanan Melissa Drisko.

6. AS bakal kirim pasukan khusus

AS tengah mempertimbangkan mengirimkan pasukan khusus ke ibu kota Kyiv, Ukraina. Namun ini bukan untuk membantu negeri itu berperang melawan Rusia.

Dikutip CNBC International dari Wall Street Journal, pengiriman pasukan khusus adalah untuk menjaga kedutaan AS yang kini dibuka kembali. AS membuka lagi kedutaannya pekan lalu setelah tutup sejak 14 Februari dan sempat memindahkannya ke Lviv, Ukraina bagian Barat.

"Pasukan akan dikerahkan semata-mata untuk melindungi kedutaan," tulis laporan tersebut dikutip Senin. "Namun, pemerintah (AS) harus menyeimbangkan kekhawatirannya."

Ini tak lain karena kemungkinan Presiden Rusia Vladimir Putin terprovokasi. Hal itu bisa membahayakan keselamatan diplomat Amerika di kawasan karena terletak dalam jangkauan rudal Rusia.

Meski demikian, dalam laporan yang sama, dikabarkan bahwa Presiden AS Joe Biden disebut belum mengetahui hal ini. Presentasi akan dilakukan dalam waktu dekat.


(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article 8 Fakta Baru Rusia-Ukraina, Ada Drone Iran Ikut Perang

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular