6 Fakta Terbaru Perang Rusia-Ukraina, Ada NATO hingga Erdogan
Jakarta, CNBC Indonesia - Perang Rusia-Ukraina masih terus berlangsung. Sejauh ini belum ada perkembangan terkait wilayah terbaru yang dapat dikuasai oleh tentara Rusia di negara tetangganya itu selain wilayah Mariupol dan Kherson.
Berikut perkembangan terbaru perang Rusia-Ukraina dikutip CNN International, Jumat, (13/5/2022).
1. Finlandia gabung NATO
Pemerintah Finlandia memutuskan untuk bergabung ke pakta pertahanan NATO. Hal ini terjadi setelah Negeri Suomi itu melihat ancaman yang besar dari Rusia pasca serangan Moskow ke Ukraina.
"Untuk pertama kalinya mayoritas Finlandia mendukung keanggotaan NATO," kata Menteri Luar Negeri Finlandia Pekka Haavisto
Hal yang sama juga diutarakan Duta Besar Finlandia untuk NATO, Klaus Korhonen. Ia mengatakan dukungan Finlandia untuk bergabung dengan NATO adalah hasil dari "perubahan yang sangat drastis dalam lingkungan keamanan setelah invasi Rusia ke Ukraina."
2. Jerman makin lantang dukung Ukraina
Menteri Luar Negeri Ukraina Dmytro Kuleba memuji tanggapan Jerman terhadap perang dengan Rusia, dengan mengatakan Jerman sekarang telah bergerak ke "arah yang benar" menyusul ketegangan antara Kyiv dan Berlin.
''Kami melihat posisi Jerman yang berkembang pada isu-isu yang paling penting. Posisi ini bergerak ke arah yang benar,'' kata Kuleba kepada wartawan di Berlin Kamis.
Dalam beberapa bulan terakhir, pemerintah Jerman dan Kanselir Olaf Scholz mendapat tekanan dari Ukraina dan politisi di dalam negeri karena tidak berbuat cukup untuk membantu Ukraina mempertahankan diri melawan invasi Rusia.
Tetapi pada akhir April, Jerman setuju untuk mengirimkan tank anti-pesawat Gepard ke Ukraina, dan minggu lalu mengatakan akan memasok Ukraina dengan tujuh howitzer self-propelled.
Sementara itu, Berlin juga menegaskan kembali kepada Kremlin terkait pengumuman Rusia untuk menjatuhkan sanksi pada 31 perusahaan energi asing yang merupakan pembalasan atas hukuman Barat atas invasi Rusia ke Ukraina.
Wakil Kanselir Jerman dan Menteri Ekonomi Robert Habeck menuduh Rusia pada hari Kamis menggunakan energi sebagai senjata untuk menekan Eropa.
"Harus dikatakan bahwa situasinya sedang menuju puncak, sedemikian rupa sehingga penggunaan energi sebagai senjata sekarang direalisasikan di beberapa daerah," kata Habeck kepada wartawan pada konferensi pers di Berlin.
(luc/luc)