Jakarta, CNBC Indonesia - 'Hantu' itu sedang bergentayangan di dunia. Mulai dari Amerika Serikat (AS), Eropa, dan kini sudah 'bergentayangan' di Indonesia.
'Hantu' itu adalah inflasi. Saat ekonomi mulai pulih usai dihantam pandemi virus corona (Coronavirus Disease-2019/Covid-19), wajar permintaan akan naik sehingga mengerek inflasi.
Namun situasi menjadi tidak wajar gara-gara perang Rusia vs Ukraina. Perang yang membikin harga berbagai komoditas naik luar biasa, apakah itu migas, pertambangan, hingga pangan.
Paling kentara adalah harga minyak. Sejak perang Rusia-Ukraina meletus pada 24 Februari 2022, harga si emas hitam naik tajam.
Maklum, Rusia adalah salah satu produsen minyak utama dunia. Perang dan sanksi membuat minyak Negeri Beruang Merah susah masuk ke pasar global.
Akhir pekan lalu, harga minyak jenis brent ditutup di US$ 112,39/barel. Dibandingkan posisi 24 Februari, terjadi kenaikan 13,43%.
Halaman Selanjutnya --> Harga Minyak Naik, Harga BBM Terungkit
Dari minyak mentah, produk turunannya banyak sekali. Namun yang paling banyak digunakan adalah Bahan Bakar Minyak (BBM) alias bensin.
Di berbagai negara, harga bensin terbang-terbangan. Di AS, harga rata-rata bensin reguler pada Februari 2022 adalah US$ 3,2/galon. Naik 5,96% dibandingkan bulan sebelumnya dan 52,38% ketimbang Februari 2021.
Tingginya harga BBM membuat inflasi di Negeri Paman Sam melonjak. Pada Maret 2022, inflasi AS mencapai 8,5% (year-on-year/yoy). Ini adalah yang tertinggi sejak 1981.
Halaman Selanjutnya --> Minyak Goreng dan Bensin, Biang Kerok Pengerek Inflasi
Indonesia pun tidak imun terhadap lonjakan harga minyak. Per 1 April 2022, PT Pertamina (Persero) menaikkan harga BBM jenis Pertamax.
Saat harga minyak tinggi, banyak yang mencari sumber energi alternatif. Salah satu yang dituju adalah minyak sawit mentah (Crude Palm Oil/CPO) yang bisa dijadikan bahan bakar nabati alias biofuel.
Jadi jangan heran kalau harga CPO ikut naik. Bahkan harga komoditas ini sempat menyentuh rekor tertinggi sepanjang masa.
Tingginya harga CPO membuat harga produk turunannya ikut naik. Salah satunya tentu minyak goreng.
Mengutip catatan Pusat Informasi Harga Pangan Strategis (PIHPS), harga rata-rata minyak goreng kemasan bermerek I di pasar tradisional per 6 Mei 2022 adalah Rp 25.000/kg. Sebelumnya, harga minyak goreng kemasan bermerek I di pasar tradisional sempat menyentuh Rp 27.050/kg, termahal sejak setidaknya 2016.
Kenaikan harga BBM dan minyak goreng membuat inflasi Tanah Air menanjak. Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan inflasi April 2022 sebesar 3,47% yoy. Ini adalah yang tertinggi sejak 2019.
Oleh karena itu, Indonesia tidak boleh abai. Kini 'hantu' inflasi sudah duduk di pohon depan rumah. Sampai dia bergentayangan di dalam rumah sepertinya tinggal soal waktu...
TIM RISET CNBC INDONESIA