
Stance Kebijakan Moneter BI: Ekstra Hati-hati

Indonesia mencatatkan inflasi sebesar 2,64% (YoY) yang merupakan inflasi tertinggi sejak April 2020 (2,67%). Perry mengatakan kenaikan administered prices memang akan mengerek inflasi tetapi dampak second round effect ke inflasi inti kemungkinan tidak akan sebesar pada kondisi ekonomi normal karena saat ini masih ada output gap antara permintaan dan pasokan.
Sebagai catatan, PT Pertamina (Persero) menaikkan harga BBM Pertamax pada April lalu menjadi Rp 12.500-13.000 per liter dari sebelumnya Rp 9.000-9.400 per liter.
Pemerintah juga berencana menaikkan Pertalite serta Elpiji yang masuk dalam kelompok admistered prices. Kenaikan harga BBM, secara historis, memiliki dampak second round yang lebih besar ke bulan berikutnya dalam bentuk kenaikan tarif transportasi dan ongkos produksi.
Pada 2014, misalnya, pemerintah menaikkan harga BBM Premium pada November. Inflasi bulan November tercatat 1,5% (month to month) dan melonjak menjadi 2,46% sebulan kemudian.
Perry menegaskan tidak menutup kemungkinan BI untuk menaikkan suku bunga tetapi kebijakan tersebut akan sangat tergantung pada bagaimana kebijakan pemerintah dalam merespon kenaikan kelompok pengeluaran administered price.
Sebagai informasi, pemerintah berencana menyalurkan sejumlah bantuan sosial untuk memitigasi dampak kenaikan harga BBM serta kenaikan harga pangan akibat perang Rusia-Ukraina, salah satunya adalah subsidi minyak goreng serta bantuan subsidi upah.
"Tetapi ini (kebijakan moneter BI) akan sangat tergantung pada respon dari kebijakan pemerintah khususnya yang berimplikasi pada administered prices. Rencananya, stance kami sudah arahkan ke sana, besarannya, urutannya, magnitude-nya, maupun timing akan sangar tergantung kebijakan pemerintah," tutur Perry dalam konferensi pers usai menggelar RDG, Selasa (19/4/2022).
Perry menegaskan Bi akan mengukur terlebih dahulu dampak kenaikan administered prices secara hati-hati. BI juga akan terus menyeimbangkan antara kepentingan menjaga stabilitas serta mendorong pertumbuhan ekonomi. BI juga mengingatkan bahwa kebijakan moneter tidak harus berupa kenaikan suku bunga tetapi juga bisa berupa relaksasi kebijakan makroprudensial.
"Kami akan sangat ekstra hati-hati. Kami akan mempertimbangkan antara kebijakan stabilitas termasuk stabilitas harga dengan keperluan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi. Esensinya sabar, sabar menunggu koordinasi yang terus berlanjut. Komitmen kami sama, menjaga stabilitas dan mendorong pertumbuhan ekonomi," tutur Perry.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(mae/mae)[Gambas:Video CNBC]