
Jokowi Sentil Keras, Keterlaluan Krisis Migor Tak Kelar-Kelar

Jakarta,CNBC Indonesia - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyentil keras ke para menterinya soal krisis minyak goreng yang sudah bergulir empat bulan. Persoalan minyak goreng sudah ada tanda-tanda naik di Desember 2022, dan baru jadi perhatian akhir Januari 2022.
"Jangan sampai kita ini seperti biasanya dan tidak dianggap oleh masyarakat melakukan apa-apa, tidak ada statement, tidak ada komunikasi harga minyak goreng sudah 4 bulan, tidak ada penjelasan apa-apa, kenapa ini terjadi," kata Jokowi dalam Sidang Kabinet Paripurna sebagaimana video yang diunggah di akun YouTube Sekretariat Presiden, Rabu (6/4/2022).
Setelah harga migor tak terkendali dan pasokan menghilang, pemerintah akhirnya melepas harga minyak kemasan dan mensubsidi minyak goreng curah. Harga migor kemasan masih belum jinak, dan migor curah ada dugaan kelangkaan karena harganya memang sangat jauh di bawah pasar.
Bagaimana kronologinya?
Pada Desember 2021 sudah ada kenaikan harga minyak goreng di tengah mulai naiknya CPO dunia. Di awal Januari 2022, Menteri Perdagangan (Mendag) Muhamad Lutfi sempat mamastikan stok dan harga minyak goreng terkendali. Waktu itu memang belum mempertimbangkan efek runyam dari konflik Rusia dan Ukraina yang memicu banyak harga komoditas naik.
"Kami memastikan stok minyak goreng tetap tersedia dengan harga terjangkau sehingga masyarakat dapat memperoleh minyak goreng di semua pasar baik ritel modern maupun di pasar tradisional," kata Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi dalam keterangan resmi, Selasa (4/1/2022).
Namun, ternyata harga minyak goreng di pasar tak terkendali. Ada beberapa kebijakan yang dilakukan seperti pembatasan atau DMO ekspor CPO hingga membatasi harga.
Pada 28 Januari 2022, Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi akhirnya mengumumkan HET minyak goreng terbaru yaitu Rp11.500 per liter untuk curah, kemasan sederhana Rp13.500 per liter, dan kemasan premium sebesar Rp14.000 per liter. Ketentuan itu ditetapkan berlaku mulai 1 Februari 2022. Namun, sebulan sejak pemerintah menetapkan harga eceran tertinggi (HET) minyak goreng, kendala pasokan masih terjadi.
Sebelumnya, pemerintah memberlakukan minyak goreng satu harga sejak pertengahan Januari 2022, yakni Rp14.000 per liter. Dengan mengerahkan dana BPDPKS sebagai subsidi mengganti selisih harga kemahalan akibat lonjakan harga bahan baku minyak goreng, CPO (minyak sawit mentah).
Sejak pengumuman HET, muncul polemik akibat kelangkaan minyak goreng di ritel modern dan pasar tradisional. Yang memicu panic buying, memaksa peritel membatasi pembelian hanya 2 pouch ukuran 1 liter atau 1 pouch ukuran 2 liter per orang.
Akhirnya, kebijakan melepas harga minyak goreng ke pasar akhirnya dilakukan khususnya minyak goreng kemasan. Mendag Lutfi menginstruksikan Kepala Dinas Tingkat Provinsi yang membidangi perdagangan agar memberikan relaksasi terhadap HET minyak goreng sawit kemasan sederhana dan premium mulai 16 Maret 2022.
Relaksasi dimaksud untuk menghindari potensi terjadinya kelangkaan minyak goreng konsumsi rumah tangga pasca pelaksanaan konferensi pers terkait pencabutan ketentuan HET minyak goreng sawit.
"Pemberian relaksasi terhadap ketentuan HET minyak goreng sawit mulai berlaku pada 16 Maret 2022 pukul 00.00 waktu setempat," demikian bunyi Surat Edaran yang ditandatangani Dirjen Perdagangan Dalam Negeri Kementerian Perdagangan Oke Nurwan atas nama Menteri Perdagangan, ditetapkan Rabu, 16 Maret 2022 di Jakarta.
Namun, krisis migor belum sepenuhnya usai, terutama pada minyak goreng curah. Selain itu BLT minyak goreng untuk masyarakat tak mampu belum dicairkan, sampai Presiden Jokowi meminta harus cari sebelum Lebaran 2022.
(hoi/hoi)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Jarang-Jarang Harga Minyak Goreng Ngamuk, Ini Sebabnya