Misterius! Pasokan Ditambah, Stok Migor di Pasar Masih Langka

Ferry Sandi, CNBC Indonesia
Kamis, 10/03/2022 16:55 WIB
Foto: Warga antre untuk mendapatkan minyak goreng kemasan di GOR BRI, Radio Dalam, Jakarta, Senin (7/2/2022). (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi mengklaim bahwa stok minyak goreng (migor) mencukupi. Ia menyebut kebijakan domestic market obligation (DMO) dan domestic price obligation (DPO) yang sudah berjalan sejak akhir Januari 2022 harusnya menambah pasokan migor di pasar. Namun, yang terjadi justru sebaliknya, ada dugaan penyimpangan di tingkat distribusi.

"Setelah 24 hari terjadi DMO untuk CPO ini, kita sudah dapat setidaknya 570 ribu ton yang sudah mestinya bisa dibagikan ke rakyat Indonesia. Kalau rakyat Indonesia jumlahnya 270 juta, kasarnya hari ini kita dalam 24 hari terakhir dapat satu orang dua liter minyak goreng," kata Lutfi pada Rapat Kerja Kementerian Perdagangan di Bali yang disiarkan di YouTube, Kamis (10/3/22).

Jumlah tersebut seharusnya cukup untuk kebutuhan masyarakat saat ini. Sayangnya, terjadi kelangkaan minyak goreng di berbagai tempat, utamanya di pasar modern seperti minimarket hingga Supermarket.


"Tetapi di market barangnya tidak ada, dan ketika kita harus turun ke bawah melihat bagaimana distribusi kita, karena ini hilangnya ada di distribusi," jelas Lutfi.

Sebagian pasar tradisional memiliki stok, namun harganya lebih tinggi dari harga eceran tertinggi (HET) yang sudah ditetapkan.

Berdasarkan Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 6 Tahun 2022, harga eceran tertinggi (HET) minyak goreng sawit ditetapkan Rp 11.500 per liter untuk minyak goreng curah, Rp 13.500 per liter untuk minyak goreng kemasan sederhana, serta Rp 14.000 per liter untuk minyak goreng kemasan premium.

Penetapan HET dimaksudkan agar harga pangan yang dibeli masyarakat sesuai, tidak terlalu tinggi. Tujuan itu bisa tercapai jika melihat distribusi dari sejumlah produsen minyak goreng, rata-rata mereka mengirim puluhan juta liter ke masyarakat, bahkan ada yang sampai 100 juta liter, tepatnya 99.262.862 liter. Perusahaan tersebut adalah Wilmar.

kemudian PT Musim Mas sebanyak 65.323.045 liter, selanjutnya PT Smart TBK dengan 55.189.040 liter, lalu Asian Agri sebanyak 48.599.545 liter serta Permata Hijau sebanyak 21.190.214 liter.

Dengan besarnya penyaluran minyak goreng dari produsen, seharusnya barang tersebut berlimpah di pasaran. 

"Kan kita tanya barangnya dimana? jadi dua yang menggagalkan, adalah bocor untuk Industri dengan harga ngga sesuai pemerintah, ini melawan hukum. Dan penyelundupan. Keduanya akan saya tindak sesuai hukum," sebutnya.


(hoi/hoi)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Industri Genset Terimbas Efisiensi, Pelaku Usaha Berharap Ini