
Awas! Perang Ukraina-Rusia Bisa Munculkan Varian Baru Covid

Jakarta, CNBC Indonesia - Konflik antara Rusia dan Ukraina dapat berbuntut panjang terhadap pandemi Covid-19. Selain meningkatkan potensi penularan, perang dua negara ini juga bisa memicu lahirnya varian baru Covid-19.
Ketakutan ihwal dampak perang terhadap proses transmisi virus yang lebih masif disampaikan Penasihat Senior WHO Bruce Aylward. Dalam konferensi pers di Swiss beberapa hari lalu, Aylward menyebut penyebaran virus bisa memperburuk kondisi yang tercipta karena perang.
"Penyakit menular bisa dengan kejam mengeksploitasi kondisi akibat perang," kata Aylward dikutip dariCNBC International, Sabtu (5/3/2022).
Pada kesempatan yang sama, Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus menyebut penularan Covid-19 di Ukraina termasuk tinggi sebelum konflik terjadi. Akibat konflik, penularan bisa semakin cepat dan meluas, serta menyebabkan munculnya transmisi yang tidak terdeteksi akibat lemahnya pelacakan yang dilakukan di sana.
"Tingkat pelacakan yang rendah pasca terjadinya konflik berarti meningkatkan secara signifikan potensi terjadinya transmisi yang tak terdeteksi, ditambah dengan masih rendahnya cakupan vaksinasi di sana. Ini meningkatkan risiko bagi banyak orang tertular penyakit," ujar Tedros.
MelansirTime, sebelum konflik Ukraina dan Rusia terjadi pada 24 Februari lalu, tingkat vaksinasi di negara pecahan Uni Soviet ini masih terhitung rendah. Capaian vaksin Ukraina hingga saat itu baru menjangkau 34% populasi.
Penyebaran Covid-19 varian Omicron di Ukraina telah terjadi sejak November 2021 dan mencapai puncaknya pada Februari 2022. Pada pertengahan Februari lalu,Time mencatat 60% tes Covid-19 di Ukraina mengeluarkan hasil positif.
Mengutip Detikcom ,Epidemiolog sekaligus peneliti global health security dari Universitas Griffith Australia Dicky Budiman menilai perang Rusia dan Ukraina bisa melahirkan varianCovid-19 baru.
"Dalam perang ini, orang cenderung akan ada di satu ruangan tertutup karena kan mengungsi, berperang nggak mungkin mencari-mencar pasukan dan juga mereka tak memakai masker," kata Dicky.
Dicky berharap Indonesia bisa memberikan andil menghentikan konflik Rusia dan Ukraina. Alasannya, konflik dua negara itu dianggapnya menjadi target empuk virus untuk bertransformasi dan menyebar lebih cepat.
"Sehingga apa yang harus kita sikapi dan respons adalah dunia dalam hal ini dan khususnya Indonesia harus bersuara untuk meredakan situasi," katanya
(pgr/pgr)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Yeay! WHO Yakin Pandemi Covid-19 'Musnah' di 2022, Asalkan...