
Yeay! WHO Yakin Pandemi Covid-19 'Musnah' di 2022, Asalkan...

Jakarta, CNBC Indonesia - Pandemi virus Covid-19 masih terus membayang-bayangi. Memasuki tahun 2022 ini, beragam varian baru virus ini terus menghantui. Yang terbaru adalah varian Omicron.
Jadi sebenarnya kapan pandemi Covid-19 ini akan segera berakhir?
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) merasa optimis bahwa pandemi Covid-19 berakhir pada 2022 mendatang. Direktur Jenderal WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan 2021 telah menjadi tahun yang menyakitkan bagi banyak dari semua orang.
"Tahun 2022 harus menjadi akhir dari pandemi COVID-19. Tapi itu juga harus menjadi awal dari sesuatu yang lain - era baru solidaritas," kata Tedros, Minggu (2/1/2022).
Keyakinan itu diutarakan Ghebreyesus bukan tanpa dasar. Ia mendasari prediksi itu dari jumlah dosis vaksin yang terus meningkat didistribusikan ke seluruh dunia. Ghebreyesus menuturkan sejauh ini jumlah dosis vaksin yang telah didistribusikan ke seluruh dunia sudah cukup mencapai target vaksinasi 40% populasi di setiap negara.
Ia menuturkan mekanisme kerja sama pengadaan vaksin COVAX Facility juga telah mengirimkan 800 juta lebih vaksin ke negara-negara yang masih memiliki tingkat vaksinasi rendah. Menurut proyeksi Ghebreyesus, pasokan dosis vaksin seharusnya cukup untuk memvaksinasi seluruh populasi orang dewasa di dunia dan memberikan booster vaksin kepada populasi berisiko tinggi pada kuartal pertama 2022.
"Jadi saya menyuarakan sekali lagi kepada negara dan produsen vaksin untuk memprioritaskan dosis vaksin untuk COVAX dan bekerja sama untuk membantu negara yang masih tertinggal dalam hal vaksinasi," ucap Ghebreyesus.
Menurutnya, sekitar 20% dari seluruh dosis yang didistribusikan setiap hari saat ini justru diberikan untuk suntik booster atau dosis tambahan.
Ia menganggap hal itu justru cenderung membuat pandemi semakin lama berakhir lantaran masih banyak negara yang belum bisa memberikan dua dosis pertama vaksin Covid-19 untuk warganya sesuai target WHO.
"Penting untuk diingat bahwa sebagian besar rawat inap dan kematian Covid-19 terjadi pada orang yang tidak divaksinasi, bukan orang yang tidak menerima booster vaskin," ucap Ghebreyesus.
Menurutnya, sangat jelas bahwa vaksin yang dimiliki tetap efektif melawan varian Delta dan Omicron.
"Prioritas global harus mendukung semua negara untuk mencapai target vaksinasi 40% secepat mungkin, dan target 70% vaksinasi pada pertengahan tahun depan," pungkasnya.
(pgr/pgr)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Pasien Covid-19 Omicron Tak Boleh Dapatkan Terapi 2 Obat Ini