Fakta! Serangan Covid-19 Omicron di RI Sudah Reda...

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
01 March 2022 14:29
Antrean kendaraan warga saat tes usap PCR/Antigen  di GSI Lab (Genomik Solidaritas Indonesia Laboratorium), Cilandak, Jumat (4/2/2022). (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Foto: Antrean kendaraan warga saat tes usap PCR/Antigen di GSI Lab (Genomik Solidaritas Indonesia Laboratorium), Cilandak, Jumat (4/2/2022). (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Tanda mulai terkendalinya pandemi virus corona (Coronavirus Disease-2019/Covid-19) di Indonesia mulai terlihat. Gelombang serangan virus corona varian Omicron sudah mencapai puncaknya dan sekarang mulai pudar.

Kementerian Kesehatan melaporkan kasus positif harian Covid-19 pada 28 Februari 2022 adalah 25.054 orang. Ini adalah yang terendah sejak 2 Februari 2022.

Dalam sepekan hingga 28 Februari 2022, rata-rata kasus harian adalah 47.503,57 orang per hari. Jauh menurun ketimbang rerata seminggu sebelumnya yaitu 55.377,71 orang per hari.

Varian Omicron jauh lebih menular ketimbang varian-varian sebelumnya. Ini yang membuat kasus positif harian di Indonesia (dan berbagai negara) melesat, bahkan melebihi ketika varian Delta menebar teror.

Di Indonesia, varian Omicron menyebabkan angka kasus positif harian mencapai puncaknya pada 16 Februari 2022 yaitu 64.718 orang. Ini adalah rekor tertinggi sejak pandemi virus corona mewabah di Tanah Air.

Per kemarin, kasus positif harian sudah berkurang drastis menjadi 'hanya' 25.054 orang. Artinya, sudah turun 61,29% dari posisi puncak tadi.

Gelombang serangan varian Omicron yang mulai mereda juga terlihat dari beban sistem layanan kesehatan nasional yang berkurang. Per 27 Februari 2021, tingkat keterisian ranjang rumah sakit (Bed Occupancy Rate/BOR) nasional berada di 35%. Ini adalah yang terendah sejak 16 Februari 2022.

Di seluruh provinsi Jawa-Bali, angka BOR pun cenderung turun. BOR di Provinsi DKI Jakarta per 27 Februari 2022 adalah 34%, terendah sejak. Tren penurunan terjadi di Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Bali. Hanya di DI Yogyakarta yang masih bertahan tinggi.

Menurut catatan Kementerian Kesehatan, sudah ada 14 provinsi yang menunjukkan penurunan kasus secara konsisten. Provinsi-provinsi itu adalah Jakarta, Bali, Banten, Jawa Baret, Jawa Timur, Sumatera Selatan, Maluku, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Utara, Papua, Nusa tenggara Barat, Papua Barat, Kalimantan Selatan, dan Kalimantan Tengah.

coronaSumber: Kementerian Kesehatan

Sementara enam provinsi lainnya disebut sudah menunjukkan tanda-tanda pelandaian kasus harian. Enam provinsi itu adalah Jawa Tengah, Sumatera Utara, Gorontalo, Sulawesi Selatan, Lampung, dan Bengkulu.

coronaSumber: Kementerian Kesehatan

Halaman Selanjutnya --> Kasus Naik, PPKM Ketat, Warga Pilih #dirumahaja

Penyebaran virus corona varian Omicron membuat pemerintah mengetatkan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM). Di Jakarta, misalnya, PPKM naik menjadi Level 3.

Peningkatan kasus positif, plus pengetatan PPKM, membuat masyarakat memilih berdiam di rumah. Sepanjang 1-25 Februari 2022, rata-rata aktivitas masyarakat di rumah adalah 9,48% lebih banyak dibandingkan masa sebelum pandemi pada awal 2020. Lebih tinggi dibandingkan Januari 2022 yang rata-ratanya 5,26%.

Perkembangan ini kemudian mempengaruhi aspek perekonomian. IHS Markit melaporkan aktivitas manufaktur Indonesia yang dicerminkan dengan Purchasing Managers' Index (PMI) berada di 51,2. Turun dibandingkan Januari 2022 yang tercatat 53,7.

"Produksi manufaktur masih tumbuh, tetapi laju pertumbuhannya melambat karena peningkatan kasus positif Covid-19. Usaha baru, termasuk yang berorientasi ekspor, mengalami perlambatan pertumbuhan penjualan yang juga gara-gara pandemi," papar keterangan tertulis IHS Markit.

Akibat pandemi yang kembali menggila, kepercayaan dunia usaha di sektor manufaktur turun ke titik terendah dalam 21 bulan. Namun, dunia usaha masih yakin bahwa pada saatnya pandemi akan kembali terkontrol sehingga ekonomi bisa dipacu lebih cepat.

"Kembali mengganasnya pandemi menjadi pemberat kinerja industri manufaktur Indonesia. Permintaan dan produksi terhambat, karena adanya pengetatan pembatasan sosial.

"Ke depan, seiring dengan gelombang serangan varian Omicron yang mulai mereda, permintaan akan kembali meningkat. Secara umum, sentimen di sektor manufaktur Indonesia masih positif. Pertumbuhan ekonomi kuartal I-2022 mungkin akan terpengaruh (oleh pandemi), tetapi kami memperkirakan pertumbuhan ekonomi untuk keseluruhan 2022 bisa mencapai 5,1%," papar Jingyi Pan, Economics Associate Director IHS Markit.

Halaman Selanjutnya --> Sudah Saatnya PPKM Longgar?

Dengan kasus positif harian yang mulai melandai, gelombang serangan varian Omicron yang sudah mencapai puncak, apakah sudah layak PPKM dilonggarkan lagi? Apakah sudah saatnya pemerintah membiarkan masyarakat beraktivitas lebih leluasa di luar rumah?

Ini yang masih agak tricky. Pasalnya, risiko penularan virus corona masih tinggi. Ini terlihat dari peningkatan rasio temuan kasus positif terhadap jumlah tes (positivity rate).

Mengutip catatan Kementerian Kesehatan, rata-rata positivity rate sepanjang 22-28 Februari 2022 adalah 18,2%. Naik dibandingkan rerata sepekan sebelumnya yaitu 17,7%.

coronaSumber: Kementerian Kesehatan

Ingat, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menetapkan positivity rate maksimal 5% untuk menyatakan bahwa pandemi sudah terkendali. Dengan positivity rate yang masih di angka belasan persen, sepertinya terlalu dini untuk menyebut situasi sudah baik-baik saja. Risiko tertular virus corona masih cukup tinggi.

TIM RISET CNBC INDONESIA

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular