Manufaktur RI Masih Ekspansif, Tapi...

News - Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
01 March 2022 08:02
Ilustrasi Pabrik Sepeda Motor (Dok. AHM) Foto: Ilustrasi Pabrik Sepeda Motor (Dok. AHM)

Jakarta, CNBC Indonesia - Aktivitas manufaktur Indonesia masih ekspansif pada Februari 2022. Namun laju ekspansinya tidak secepat bulan sebelumnya.

Pada Selasa (1/3/2022), IHS Markit melaporkan aktivitas manufaktur Indonesia yang dicerminkan dengan Purchasing Managers' Index (PMI) berada di 51,2. Turun dibandingkan Januari 2022 yang tercatat 53,7.

PMI menggunakan angka 50 sebagai titik mula. Kalau di atas 50, maka artinya dunia usaha sedang menjalani fase ekspansi. PMI manufaktur Indonesia sudah berada di atas 50 selama enam bulan beruntun.

Pandemi virus corona (Coronavirus Disease-2019/Covid-19) masih sangat mempengaruhi aktivitas ekonomi Tanah Air, termasuk di sektor manufaktur. Apalagi bulan lalu kasus positif harian Covid-19 sempat mencapai puncaknya yakni di atas 60.000 orang dalam sehari. Penyebabnya adalah penyebaran virus corona varian Omicron yang jauh lebih mudah menular dari varian-varian sebelumnya.

"Produksi manufaktur masih tumbuh, tetapi laju pertumbuhannya melambat karena peningkatan kasus positif Covid-19. Usaha baru, termasuk yang berorientasi ekspor, mengalami perlambatan pertumbuhan penjualan yang juga gara-gara pandemi," papar keterangan tertulis IHS Markit.

Akibat pandemi yang kembali menggila, kepercayaan dunia usaha di sektor manufaktur turun ke titik terendah dalam 21 bulan. Namun, dunia usaha masih yakin bahwa pada saatnya pandemi akan kembali terkontrol sehingga ekonomi bisa dipacu lebih cepat.

Kabar baiknya, penciptaan lapangan usaha di sektor manufaktur tetap tumbuh meski produksi dan penjualan melambat. Laju penciptaan lapangan kerja mencapai titik tertinggi sejak Februari 2020. Dunia usaha terus menambah karyawan untuk meningkatkan produksi karena melihat prospek peningkatan permintaan.

"Kembali mengganasnya pandemi menjadi pemberat kinerja industri manufaktur Indonesia. Permintaan dan produksi terhambat, karena adanya pengetatan pembatasan sosial.

"Namun ada kabar baik. Sektor manufaktur masih berdaya tahan dan terus membuka lapangan kerja. Tekanan harga pun semakin berkurang.

"Ke depan, seiring dengan gelombang serangan varian Omicron yang mulai mereda, permintaan akan kembali meningkat. Secara umum, sentimen di sektor manufaktur Indonesia masih positif. Pertumbuhan ekonomi kuartal I-2022 mungkin akan terpengaruh (oleh pandemi), tetapi kami memperkirakan pertumbuhan ekonomi untuk keseluruhan 2022 bisa mencapai 5,1%," papar Jingyi Pan, Economics Associate Director IHS Markit.

Artikel Selanjutnya

Manufaktur Indonesia Masih Bergairah, Cuma...


(aji/aji)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Terpopuler
    spinner loading
LAINNYA DI DETIKNETWORK
    spinner loading
Features
    spinner loading