Help Pak Jokowi! Lonjakan Harga Telur Kambuh Lagi

Damiana Cut Emeria, CNBC Indonesia
Selasa, 01/03/2022 13:50 WIB
Foto: Telur Ayam (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Ketua Pinsar Petelur Nasional (PPN) Yudianto Yosgiarso mengatakan, harga telur ayam di tingkat peternak saat ini beranjak naik. Bertahap naik ke Rp19.000 per kg.

"Permintaan mulai naik jelang Ramadan dan Hari Raya Idul Fitri. Karena biasanya produksi kue-kue kering sudah dimulai sekitar 1-2 bulan sebelum Lebaran, tahun ini di bulan Mei. Artinya, dari sekarang permintaan telur mulai naik. Harga mulai bergerak naik ke Rp19.000 per kg," kata Yudianto kepada CNBC Indonesia, Minggu (27/2/2022).

Selain itu, dia menambahkan, tingkat kesadaran konsumsi protein akibat pandemi Covid-19 juga turut menopang permintaan.


Sementara itu, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, telur ayam ras turut menyumbang terjadinya deflasi di bulan Februari 2022. Dengan andil sebesar 0,10%.

"Ini disebabkan surplus produksi telur ayam ras sehingga pasokan meningkat, berdampak pada penurunan harga komoditas tersebut," kata Deputi bidang Statistik dan Jasa BPS Setianto dalam jumpa pers, Selasa (1/3/2022).

Menurut Yudianto, dalam setahun, produksi telur nasional berkisar 4,5 - 4,7 juta ton. Jika satu kilogram telur setara 16 butir, produksi setahun setara 72 - 75,2 miliar butir.

"Karena itu kami berharap ada perlindungan dari pemerintah, selama ini kurang. Harga sudah anjlok berbulan-bulan sejak Juni 2021. Akibatnya animo beternak ayam petelur semakin berkurang. Padahal kalau bicara ketahanan pangan, kalau peternaknya semakin berkurang, bagaimana memastikan supply," katanya.

Foto: Peternak memanen telur ayam di salah satu peternakan di kawasan Gunung Sindur, Bogor, Jawa Barat, Rabu (28/12/2021). Menjelang akhir tahun mayoritas harga bahan pokok merangkak naik secara signifikan. (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Peternak memanen telur ayam di salah satu peternakan di kawasan Gunung Sindur, Bogor, Jawa Barat, Rabu (28/12/2021). Menjelang akhir tahun mayoritas harga bahan pokok merangkak naik secara signifikan. (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Yudianto menambahkan, kenaikan harga jual  di tingkat petani saat ini masih di bawah ongkos produksi. Saat ini, ujarnya, terjadi lonjakan biaya produksi karena harga pakan saat ini sudah naik Rp200 per kg dibandingkan Desember 2021.

"Biaya produksi itu rumusnya 3,5 kali harga pakan. Sekarang harga pakan naik jadi Rp7.000 per kg. Katanya telur itu masuk bahan pokok penting, tapi kami dibiarkan merugi terus. Tahun lalu akibat PPKM harga jual peternak anjlok ke Rp14.000, perlahan naik kw Rp17.000. Lalu turun lagi. Akibatnya banyak peternak mandiri yang tutup, mungkin ratusan. Atau mengurangi kapasitas, seperti saya lakukan. Ada yang pangkas kapasitas itu 20-30%, bahkan 50%," ujarnya.

Karena itu, dia mempertanyakan kebijakan pemerintah yang seolah acuh tak acuh.

"Kan pemerintah itu regulator. Harusnya punya data, biaya pokok produksi pakan ternak itu berapa sih? Memang, harga raw materialnya naik. Tapi, apakah hanya peternak saja yang harus jual rugi? Begitu harga naik semua ribut selangit. Tapi, harga pakan naik, pemerintah sepertinya tidak punya kekuatan," kata Yudianto.

Kalau pemerintah mau, imbuhnya, seharusnya ada regulasi yang tegas menyangkut tata niaga dan harga, hingga pengaturan impor indukan ayam.

"Karena itu, datanya harus benar. Jangan cuma suruh peternak mandiri afkir tapi integrator tidak dikontrol. Ini sudah menjelang Lebaran. Kami berharap ada instrumen supaya serapan telur tetap bagus, jadi tolong peternak mandiri dilindungi. Jangan nanti tiba-tiba oversupply padahal kami sudah disuruh melakukan afkir. Di sini tugas pemerintah sebagai wasit," ujarnya.


(dce/dce)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Indonesia Diramal Kembali Deflasi di Mei 2025