Diborong China Harga Jagung Ogah Turun, Harga Pakan Terbang?

Damiana Cut Emeria, CNBC Indonesia
25 February 2022 07:55
Ilustrasi jagung (Foto: Dok. Kementan)
Foto: Foto: Dok. Kementan

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga jagung di dalam negeri diprediksi masih akan tetap tinggi di tahun 2022. Meski, produksi diprediksi naik dan pasokan domestik surplus. Padahal, harga jagung yang tinggi telah memicu lonjakan harga pakan ternak di tahun 2021 dan menyebabkan biaya sarana produksi peternak naik. 

"Harga tahun ini masih akan tetap berfluktuasi sama seperti tahun 2021. Meski musim panen, harganya tidak akan harga panen," kata Managing Director PT Datu Nusra Agribisnis Dean Novel dalam webinar Strategi Peningkatan Produksi dan Stabilitas Jagung Nasional, Kamis (24/2/2022).

Hal itu, jelas dia, karena pemerintah tidak mengantisipasi faktor global yang sudah berlangsung sejak tahun lalu. Padahal, ujarnya, sejumlah indikasi sudah menunjukkan anomali pergerakan harga jagung di tahun lalu.

"Sudah tahu China borong gila-gilaan dan kapal hilang karena semua kapal mengarah ke China. Tidak hanya kedelai, China juga membeli jagung dalam jumlah sangat banyak kemarin (tahun 2021). Nah, ini tidak diantisipasi pemerintah. Begitu terdampak ke dalam negeri, baru panik," kata Dean.

Karena itu, dia berharap pemerintah tidak lagi bertindak seperti pemadam kebakaran. Terutama setelah dilantiknya Kepala Badan Pangan Nasional, diperlukan gebrakan untuk menjaga sistem harga jagung nasional.

Termasuk, lanjutnya, sudah saatnya Indonesia memiliki sistem harga berjangka untuk berbagai komoditas, termasuk jagung.

"Saat ini pemerintah sedang merancang harga acuan untuk jagung. Pemerintah harus berhati-hati soal ini, karena biaya produksi petani jagung saat ini sudah tinggi. Karena itu, harga tahun ini tidak akan berbeda dari tahun lalu, bahkan cenderung naik. Berkisar Rp4.500 per kg untuk kadar air 17%, ini harga di gudang petani," kata Dean.

Dok: KementanFoto: Dok: Kementan
Dok: Kementan

Dia menambahkan, harga pupuk yang melonjak, biaya logistik, serangan hama, harus jadi pertimbangan sebelum pemerintah menetapkan harga acuan.

"Sebaiknya harga yang akan ditetapkan jangan satu harga, harga regional bukan nasional karena menyangkut biaya logistik," ujarnya.

Dalam kesempatan yang sama, Direktur Bisnis Perum Bulog Febby Novita mengungkapkan, hingga saat ini pihaknya belum mendapat penugasan untuk impor jagung di tahun 2022.

"Dan, kalau melihat data, seharusnya ada surplus, artinya ada stok banyak. Sehingga neraca seharusnya ada surplus lumayan banyak. Dan, Bulog sendiri sebagai operator, belum ada rencana impor jagung," kata Febby.

Feby menjabarkan, pada akhir tahun 2021, Indonesia masih memiliki stok jagung sebanyak 720,12 ton, yang merupakan milik produsen pakan.

Untuk tahun 2022, produksi jagung nasional diprediksi mencapai 16,90 juta ton pipilan kering. Sudah memperhitungkan jumlah tercecer, konversi kadar air 14%. Sementara kebutuhan ditaksir mencapai 14,21 juta ton, terbanyak untuk kebutuhan pakan sebanyak 11,63 juta ton.

"Harga jagung di tingkat produsen diperkirakan dalam tren naik. Bergerak dalam tendensi naik setiap bulan. Harga diprediksi dari Rp5.936 per kg di awal tahun hingga Rp6.116 per kg pada Desember 2022," jelas Feby.

Di awal tahun 2021, harga bergerak di Rp5.385 per kg.

Sementara itu, harga jagung internasional di sesi perdagangan Kamis, 24 Februari 2022, menguat ke level tertinggi 33 minggu lampaui US$7 per bushel.

Sebelumnya, harga jagung yang masih tinggi diakui penyebab semakin tingginya ongkos sarana produksi ternak di Indonesia.


(dce/dce)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Krisis Energi 'Makan Korban' di Singapura: Harga Pangan

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular