Ada Fenomena Sepatu Nike Cs Pindahkan Order ke RI, Ada Apa?

Ferry Sandi, CNBC Indonesia
23 February 2022 19:35
Pekerja menyelesaikan pembuatan sepatu gunung di workshop sepatu gunung mokzhaware di kawasan Pondok Aren, Tangerang Selatan, Senin (7/6/2021). Bahan yang digunakan terbuat dari bahan baku kulit Nubuck. Dalam sehari pabrik ini bisa memproduksi 50 pasang sepatu. Usmar Ismail (42) mendirikan sebuah brand lokal di bidang fashion sepatu sekitar tahun 2016 lalu. Ada tiga hal penting yang harus diperhatikan para pengusaha untuk bisa bertahan di tengah pandemi covid-19, yang pertama adalah terus melakukan inovasi dan tanggap terhadap kebutuhan market online,
Foto: Pembuatan Sepatu. (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Indonesia kelimpahan berkah dengan adanya relokasi order produk alas kaki dari negara lain seperti Myanmar. Hal ini juga ditopang dari relokasi pabrik industri sepatu domestik ke kawasan-kawasan yang lebih kompetitif di Tanah Air.

Direktur Eksekutif  Asosiasi Persepatuan Indonesia (Aprisindo), Firman Bakri menjelaskan bahwa relokasi pabrik juga berdampak positif terhadap pertumbuhan industri sepatu.

"Relokasi artinya upaya pabrik untuk lebih kompetitif ke lokasi daerah-daerah baru, di daerah baru mereka ekspansi. Jadi ada satu sisi pertumbuhan itu karena ekspansi dari pabrik-pabrik baru, karena sudah kompetitif maka dia bisa nerima order di daerah-daerah baru," kata Firman kepada CNBC Indonesia, Rabu (23/2/22).

Kompetitifnya pabrikan sepatu disebabkan utamanya karena upah minimum regional (UMR). Di wilayah baru seperti Jateng, nilai UMRnya lebih terjangkau dibandingkan wilayah lain seperti Jabodetabek. Nilai UMK untuk satu orang di Jabodetabek bisa menghidupi tiga orang sekaligus di wilayah seperti Batang, Jawa Tengah.

"Variasi brand yang investasi atau order di Indonesia semakin besar, sehingga nggak hanya bergantung pada satu pabrik aja tapi semakin banyak brand order ke Indonesia untuk ekspor," sebut Firman.

Faktor kedua karena negara lain terpengaruh faktor pandemi dan politik, jadi Indonesia kelimpahan order. Misalnya permintaan awalnya ke Myanmar beralih ke Indonesia karena situasi keamanan di negara tersebut. Namun di 2022 nilainya tidak sebesar tahun lalu, meski demikian ada peluang untuk tumbuh.

"Karenanya industri sepatu yakin bisa tumbuh dan memperoleh nilai ekspor sebesar US$ 10 miliar. Di tahun lalu hanya US$ 6,1 miliar, tumbuh 23% sekitar dari tahun sebelumnya," ujar Firman.

Industri alas kaki Indonesia mayoritas hidup dari pasar ekspor, selain dalam negeri. Khusus pasar ekspor, order dari brand papan atas seperti Nike, Adidas, Mizuno, New Balance dan  lainnya sudah jadi langganan di Indonesia.


(hoi/hoi)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Industri Sepatu RI 'Berdarah-darah', Order Ekspor Anjlok 50%

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular