Ada Fenomena Baru! Ramai Pabrik Tekstil Migrasi, Kenapa?

Damiana Cut Emeria, CNBC Indonesia
14 February 2022 07:00
Luasnya Penyebaran Virus corona di Indonesia Termasuk Kota Jakarta sangat berpengaruh terhadap omzet pendapatan para tukang jahit gaun pengantin di Mayestik, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Selasa (28/7/20). (CNBC Indonesia/Tri Susilo)

Bukan tanpa alasan, sepinya pelanggan akibat aturan Pemerintah dengan merumahkan hampir seluruh ASN, kebijakan yang wewajibkan setiap warga harus tetap berdiam diri dirumah jika tidak ada keperluan penting di luar rumah.    

Serta rasa takut warga beraktivitas di luar rumah menjadi faktor omzet penjahit di Mayestik terus menurun.

Aris salah satu penjahit di Mayestik mengatakan, hampir 4 bulan terakhir ini omzet pendapatannya menurun drastis akibat adanya pandemi COVID-19 yang melanda seluruh dunia bahkan di Kota Jakarta sendiri.

Menurutnya, turunnya pendapatan para tukang jahit lantaran sepinya pelanggan yang datang akibat adanya pandemi ini.    

Aris mengatakan kebanyakan pelanggan yang dimiliki biasanya datang kalangan anak muda atau yang ungin menikah dengan mendesain baju pengantin yang di minginkan konsumen.

Namun dengan adanya peraturan pemerintah yang merumahkan hampir seluruh ASN dan kebijakan bagi warga untuk berdiam di rumah masing-masing secara langsung berdampak pada omzet penjualnnya.  

Aris mengaku, jika hari biasanya sebelum masuknya COVID-19 di Indonesia pendapatanya bisa mencapai Rp 30 juta hingga Rp 45 juta perbulan. Setelah masuknya COVID-19 pemasukan hanya 1,5 juta perbulan.

Pihak pengelola gedung berinisiatif memberikan keringanan berupa pembayaran ruko sewa sebedar 50% hingga waktu yang belum ditentukan. (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)
Foto: Penjahit Gaun Pengantin (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Pertekstilan Indonesia (API) Jemmy Kartiwa mengatakan, ada tren perpindahan pabrik garmen/ produk tekstil ke daerah-daerah baru. Pabrik tersebut, mencari lokasi dengan ketentuan upah lebih murah.

"Pabrik-pabrik garmen sekarang beralih ke daerah-daerah dengan UMK (upah minimum kota/kabupaten) lebih rendah. Nggak cuma tekstil, tapi garmen dan sepatu juga," Jemmy kepada CNBC Indonesia, Jumat (11/2/2022).

Menurut Jemmy, pabrik-pabrik menyasar ke lokasi-lokasi di Cirebon. Ada juga Majalengka.

"Tadinya, industri ini kan dianggap sunset. Sejak pemerintah mulai fokus kebijakan subtitusi impor dan mencanangkan industri ini sunrise, banyak industri TPT (tekstil dan produk tekstil) bangkit. Dan ekspansi," kata Jemmy.

Hanya saja, lanjut dia, ekspansi dan migrasi industri cenderung sporadis. Tidak masuk atau bikin klaster.

Sebab, ujarnya, jika berdekatan dengan industri logam atau elektronik, sudah pasti TPT kalah.

"Misal, di Batang, angkatan kerja nggak banyak, katakan cuma 1 juta orang. Kalau di situ ada tekstil ada elektronik, sudah pasti karyawan pilih elektronik, lebih nyaman," kata Jemmy.

Pagebluk Covid-19 menjadi masa paling suram bagi Yani, pengusaha konveksi pakaian asal Jakarta, Kecamatan Kebayoran Lama, Jakarta Selatan. Bagaimana tidak, omset usaha yang dirintisnya sejak dulu menurun dengan sejumlah order atau pesanan dibatalkan. (7/7/20). CNBC Indonesia/Tri SusiloFoto: Penjahit Seragam Sekolah (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)
Pagebluk Covid-19 menjadi masa paling suram bagi Yani, pengusaha konveksi pakaian asal Jakarta, Kecamatan Kebayoran Lama, Jakarta Selatan. Bagaimana tidak, omset usaha yang dirintisnya sejak dulu menurun dengan sejumlah order atau pesanan dibatalkan. (7/7/20). CNBC Indonesia/Tri Susilo


Karena itu, Jemmy mengusulkan, jika pemerintah ingin membentuk klaster, sebaiknya berdasarkan karakter industri yang tidak berbeda jauh.

"Misal, klasternya radius 200-300 kilometer. Atau, sejenis. Garmen dan sepatu, bolehlah berdekatan. Karena sama-sama padat karya. Tapi, jangan gabung elektronik, karena sudah lebih hi-tech," ujarnya.

Karena itu, imbuhnya, pengusaha TPT lebih memilih kawasan di luar klaster.

"Industri TPT nasional juga diuntungkan pengenaan bea masuk tindakan pengamanan sementara (BMTPS) yang diberlakukan pemerintah. Memberikan animo positif," ujar Jemmy.


(dce/dce)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Impor Ditata, Utilisasi Industri Tekstil Naik 20%

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular