
Mendag Lutfi Ungkap Biang Kerok Utama Kelangkaan Migor

Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Perdagangan (Mendag) Muhamad Lutfi memastikan pasokan minyak goreng mulai banjiri pasar. Selama ini memang ada pasokan yang tersendat ke pasar akibat persoalan kebingungan harga dari pemasok.
"Minyak goreng bapak ibu sudah lihat sudah mulai turun, sudah tidak diperebutkan orang. Semua merek ada, Filma, dari Wilmar juga ada, akan memenuhi pasar dalam seminggu ke depan. Kalau berhenti saya segera ditelepon," kata Lutfi sela kegiatan peresmian Pasar Purworejo bersama Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir, Selasa (22/02).
Ia juga menampik ada dugaan kartel minyak goreng. Namun, ternyata di lapangan ada persoalan kebingungan dalam merilis harga oleh pemasok minyak goreng. Pemerintah memang menetapkan harga eceran tertinggi untuk minyak goreng kemasan Rp 14.000/liter.
"Isu kartel sementara ini masih diduga, kita masih menyelidiki. Yang punya CPO sudah turun ke pabrik, dari pabrik ke distribusi 1 kita periksa. Ada dua masalah, bingung mau jual di harga berapa, kalau beli Rp 17.000/liter jual Rp 14.000/liter takut rugi, Tapi kalau ini (harga tinggi) dilakukan untuk keuntungan sesaat akan kita tindak tegas," katanya.
Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) semakin mencium adanya praktik kartel minyak goreng. Menyusul dari kasus dugaan penimbunan minyak goreng di Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara. Apalagi jumlah minyak goreng yang berhasil ditemukan sangat banyak, mencapai 1,1 juta kilogram (kg),
Jumlah minyak goreng sebanyak itu ada di beberapa gudang, yakni diduga milik produsen minyak goreng dan peritel.
"Kasus tersebut semakin memperkuat sinyal kartel. Kenapa sinyal kartel makin kuat? Karena penimbunan tersebut bisa dimaknai bahwa perusahaan bermaksud untuk mempengaruhi harga dengan menahan pasokan ke pasar," kata ketua KPPU Ukay Karyadi kepada CNBC Indonesia, dikutip Selasa (22/2/22).
(hoi/hoi)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Harga Minyak Goreng Tiba-Tiba 'Terbang', Begini Penjelasannya