
Kasus Covid-19 Nanjak, Pemkot Malang Tambah Kapasitas Isoter

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah Kota Malang terus memperkuat langkah antisipasi dan penanganan pandemi Covid-19 di wilayahnya. Salah satu hal yang dilakukan Pemkot Malang untuk menghadapi gelombang ketiga Covid-19 adalah menambah jumlah tempat tidur untuk isolasi terpusat (isoter) dan memperkuat penerapan PPKM Mikro.
Wali Kota Malang Sutiaji mengatakan penambahan jumlah kasur pada lokasi isoter dlakukan karena kenaikan jumlah kasus Covid-19 di sana terjadi signifikan dalam waktu singkat. Hingga Kamis (10/2/2022) lalu, jumlah kasus aktif Covid-19 di Malang sudah mencapai 1.460.
"Kita harus waspada karena tidak isapan jempol bahwa penyebarannya luar biasa. Positivity rate sudah 6,7%, kesembuhan sudah 89,9%. Isoter sudah kami siapkan bednya ada 360 dan per Kamis yang digunakan sudah di angka 200-an, padahal isoter baru dibuka Selasa (8/2). Oleh karena itu kami ada tambahan 50 bed yang Senin ini (14/2) sudah bisa dipakai. Ini perlu kesadaran masyarakat untuk membatasi diri, mobilitas dijaga, dan mudah-mudahan ini bisa memutus mata rantai Covid-19," kata Sutiaji kepada CNBC Indonesia.
Sutiaji berkata, pihaknya juga terus memperkuat penerapan PPKM Mikro selama pandemi terjadi. Dia mengklaim imbauan agar masyarakat tetap mematuhi protokol kesehatan terus diberikan Pemkot Malang, meski angka penularan Covid-19 sempat melandai beberapa bulan lalu.
Pemkot Malang sejauh ini tidak melakukan penutupan atau pembatasan aktivitas secara ekstrem, karena percaya bahwa salah satu kunci untuk memutus rantai penularan Covid-19 adalah dengan ketaatan prokes masyarakat. Untuk itu, Sutiaji terus mengimbau agar masyarakat terus memakai masker, mengurangi mobilitas dan menghindari kerumunan selama pandemi masih terjadi.
"Soal yang kemarin sempat viral (kasus warga positif Covid-19 berkeliaran ke tempat publik) kami sudah kerjasama dengan Kapolres, sudah ada pemanggilan, semoga nanti klir. Ada dua titik yang dituju langsung kami lakukan tracing, di satu titik ada seorang positif Covid-19 dan pemiliknya sudah sadar kami tutup 14 hari. Di titik lain, di waterpark, kami lakukan testing, tracing, dan tidak ada yang terpapar Covid-19. Penggunaan PeduliLindungi kami perkuat jadi kami kontrol terus menerus, kami lakukan pengetatan keluar-masuk orang," tuturnya.
Sutaji berkata, hingga kini tingkat okupansi rumah sakit atau Bed Occupancy Rasio (BOR) di Malang masih terkendali. Saat ini Pemkot Malang sudah menyiapkan 675 tempat tidur di seluruh RS di sana, dan baru 66 tempat tidur yang digunakan untuk merawat pasien Covid-19.
Pemkot Malang juga sudah menyiapkan anggaran tak terduga dalam APBD sebagai antisipasi jika skenario terburuk terjadi sehingga nantinya dibutuhkan tambahan tenaga medis untuk merawat pasien Covid-19.
"Kami siapkan APBD untuk BTT (belanja tidak terduga) ada Rp 89 miliar untuk antisipasi Covid-19 di 2022. Insyaallah ketika nanti tidak bisa, fluktuasinya lebih, kami siap rekrutmen tenaga relawan dan tenaga kesehatan," katanya.
(rah/rah)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Covid 90% Tanpa Gejala, Dinkes Malang Minta Warga Disiplin