
Fakta Soal Omicron Ini Melegakan, Tapi Tetap Taat Prokes Ya!

Jakarta, CNBC Indonesia - Pandemi virus corona (Coronavirus Disease-2019/Covid-19) yang sempat mereda kini kembali meneror Indonesia. Kehadiran virus corona varian omicron membuat peta permainan berubah.
Kementerian Kesehatan melaporkan kasus harian positif corona pada18 Januari 2022 mencapai 1.362 orang . Ini adalah rekor tertinggi sejak 8 Oktober 2021.
Dalam seminggu terakhir, rata-rata kasus harian adalah 904 orang per hari. Melonjak dibandingkan rerata sepekan sebelumnya yakni 531 orang setiap harinya. Artinya, terjadi kenaikan 70,24%.
Adalah virus corona varian omicron yang membuat angka kasus positif melonjak. Per 17 Januari 2022, Kementerian Kesehatan mencatat ada 840 orang pasien positif omicron di Indonesia.
Dari angka tersebut, 609 orang (72,5%) adalah Pelaku Perjalanan Luar Negeri/PPLN. Pasien positif omicron berstatus PPLN terbanyak datang dari Arab Saudi.
![]() |
Perlahan tetapi pasti, kenaikan kasus positif mulai membebani sistem pelayanan kesehatan nasional. Tingkat keterisian ranjang rumah sakit (Bed Occupancy Rate/BOR) merangkak naik.
Per 16 Januari 2022, BOR nasional ada di 6%. Memang masih relatif rendah, jauh di bawah kala virus corona varian delta meneror Ibu Pertiwi pada kuartal III-2021. Akan tetapi, BPR 6% itu adalah yang tertinggi sejak awal Oktober tahun lalu.
Hal yang perlu dicermati adalah BOR di Provinsi DKI Jakarta. Kini, BOR di provinsi pimpinan Gubernur Anies Rasyid Baswedan ini sudah berada di atas 30%. Kali terakhir BOR di Ibu Kota berada di atas 30% adalah pada pertengahan Agustus 2021.
Halaman Selanjutnya --> Simak, Ada Fakta Melegakan Soal Omicron
Akan tetapi, ada fakta-fakta yang agak melegakan. Meski varian omicron menyebabkan angka kasus harian dan hospitalisasi (perawatan di rumah sakit) meningkat, tetapi tidak dengan angka kematian.
Dalam sepekan terakhir, rata-rata kasus kematian harian adalah sekitar lima orang per hari. Relatif tidak berubah dibandingkan rerata minggu sebelumnya.
Mengutip laporan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) periode 3-9 Januari 2022, tercatat lebih dari 15 juta kasus positif corona. Melonjak 55% dibandingkan sepekan sebelumnya.
Benua Afrika mencatat prestasi dengan penurunan kasus 11%. Kontras dibandingkan kawasan Asia Selatan-Timur yang meroket 418%, Pasifik Barat melonjak 122%, Mediterania Timur melesat 86%, Benua Amerika melejit 78%, dan Benua Eropa bertambah 31%.
Meski kasus positif melonjak, tetapi tidak berbanding lurus dengan angka kematian. Secara global, angka kematian akibat virus corona bertambah 3% dari pekan sebelumnya.
![]() |
Laporan WHO juga menyebut semakin banyak bukti bahwa varian omicron tidak menyebabkan gejala separah varian lain, misalnya delta. Jumlah pasien yang harus mendapatkan perawatan di rumah sakit hanya 4,9% gara-gara varian omcron. Ketika varian delta menebar teror, 66,8% pasien positif harus dirawat di rumah sakit.
"Sebagai tambahan, pasien yang mengidap varian omicron 73% lebih rendah kemungkinannya untuk mengalami gejala berat dibandingkan varian delta," lanjut laporan WHO.
![]() |
Namun, WHO tetap memberikan wanti-wanti. Berbagai bukti itu masih temuan awal sehingga bisa saja belum lengkap dan tidak mewakili kejadian di lapangan.
"Ini adalah hasil awal, yang mungkin belum mewakili karakteristik varian omicron. Masih bisa berubah jika ditemukan bukti baru. Oleh karena itu, risiko varian omicron masih sangat tinggi," tegas WHO.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/aji) Next Article Heboh Covid Kraken Muncul, WHO Minta Kembali Pakai Masker
