Jakarta, CNBC Indonesia - Indonesia sempat mampu mengendalikan pandemi virus corona (Coronavirus Disease-2019/Covid-19) dengan kasus positif harian yang terjaga rendah selama berbulan-bulan. Namun belakangan ini, terjadi lonjakan kasus harian yang signifikan.
Kemarin, Kementerian Kesehatan melaporkan pasien positif corona di Tanah Air bertambah 772 orang. Lebih sedikit ketimbang hari sebelumnya yaitu 855 orang.
Akan tetapi, tren tambahan kasus harian masih meningkat. Dalam sepekan terakhir, rata-rata pasien positif bertambah 824 orang dalam sehari. Melonjak dibandingkan rerata seminggu sebelumnya yakni 459 orang setiap harinya. Artinya, terjadi kenaikan lebih dari 79%.
Perkembangan ini membuat kasus aktif corona di Indonesia meningkat. Pada 17 Januari 2022, total kasus aktif tercatat 8.775 orang. Bertambah 170 orang dari hari sebelumnya dan menjadi yang tertinggi sejak 14 November tahun lalu.
Kasus aktif adalah pasien yang sedang dalam perawatan, baik secara mandiri maupun di fasilitas kesehatan. So, kasus aktif menggambarkan situasi pandemi yang sesungguhnya di lapangan.
 Sumber: Kemenkes, Worldometer |
Adalah virus corona varian omicron yang membuat angka kasus positif melonjak. Per 17 Januari 2022, Kementerian Kesehatan mencatat ada 840 orang pasien positif omicron di Indonesia.
Dari angka tersebut, 609 orang (72,5%) adalah Pelaku Perjalanan Luar Negeri/PPLN. Pasien positif omicron berstatus PPLN terbanyak datang dari Arab Saudi.
 Sumber: Kementerian Kesehatan |
Halaman Selanjutnya --> Rumah Sakit di Jakarta Mulai Kebanjiran Pasien
Perlahan tetapi pasti, kenaikan kasus positif mulai membebani sistem pelayanan kesehatan nasional. Selain kasus aktif, tingkat keterisian ranjang rumah sakit (Bed Occupancy Rate/BOR) merangkak naik.
Per 16 Januari 2022, BOR nasional ada di 6%. Memang masih relatif rendah, jauh di bawah kala virus corona varian delta meneror Ibu Pertiwi pada kuartal III-2021. Akan tetapi, BPR 6% itu adalah yang tertinggi sejak awal Oktober tahun lalu.
Hal yang perlu dicermati adalah BOR di Provinsi DKI Jakarta. Kini, BOR di provinsi pimpinan Gubernur Anies Rasyid Baswedan ini sudah berada di atas 30%. Kali terakhir BOR di Ibu Kota berada di atas 30% adalah pada pertengahan Agustus 2021.
Tanpa mengecilkan wilayah lain, Jakarta memang patut 'dipelototi'. Sebab, Jakarta menjadi penyumbang terbesar kasus omicron nasional.
Per 16 Januari 2022, Jakarta menyumbang 396 kasus positif omicron. Artinya, hampir 70% kasus positif omicron ada di Jakarta.
"Kita harus persiapkan DKI Jakarta sebagai medan perang pertama menghadapi Omicron dan harus pastikan kita menang," tegas Budi Gunadi Sadikin, Menteri Kesehatan, kemarin.
Luhut Binsar Pandjaitan, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, juga menyebut risiko penyebaran varian omicron di Jakarta patut diwaspadai. Kalau tidak waspada, kasus positif bisa terus meninggi.
"Kami kembali memprediksi bahwa peningkatan kasus berpotensi naik lebih tinggi di provinsi DKI Jakarta jika kita tidak hati-hati. Ini adalah alarm bagi kita semuanya untuk memulai kembali, awas dalam memasuki varian baru Covid-19," kata Luhut, yang juga Koordinator Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Jawa-Bali.
TIM ISET CNBC INDONESIA