Ada Fenomena Ayam Goreng Mengecil di Pasaran, Ada Apa?

Damiana Cut Emeria, CNBC Indonesia
Selasa, 18/01/2022 15:25 WIB
Foto: Pasar Cijantung (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Situs resmi Pusat Informasi Harga Pangan Strategis (PIHPS) Nasional mencatat, lewat tengah hari, harga rata-rata daging ayam ras segar pada Selasa (18/1/2022) naik 0,89% atau Rp350 jadi Rp39550 per kg. Pedagang warung pun kebingungan dengan masih tingginya harga daging ayam potong.

"Harga daging ayam memang ini masih tinggi dan berfluktuasi. Daging ayam potong sudah naik sekitar Rp5.000 per kg dalam sepekan terakhir, di Jabotabek. Yang fillet saja sekarang sudah Rp46.000 per kg dari sebelumnya Rp40.000-an. Kalau sudah begini kita bingung," kata Ketua Umum Warung Nusantara (Kowantara) Mukroni kepada CNBC Indonesia, Selasa (18/1/2022).

Dia mengaku, pedagang warung makan kesulitan jika harus menaikkan harga jual. Sebab, belum tentu pelanggan mengetahui fluktuasi harga-harga bahan pangan, termasuk daging ayam di pasar.


"Sementara ini kami menunggu perkembangan dulu. Ini juga pemerintah kelihatannya gagap dengan lonjakan-lonjakan harga pangan ini. Kalau dari awal ada informasi dari pemerintah soal gejolak-gejolak harga kan kami bisa bersiap menaikkan harga jualan. Tapi karena seperti ini, jadinya kita akali di ukuran saja," kata Mukroni.

Dia menuturkan, sebelum harga naik, dengan Rp35.000 - 39.000 per kg, pedagang warung bisa membeli seekor ayam ukuran 1,3 kg, kemudian dibagi 9 potong.

"Sekarang, dengan Rp39.000 untuk seekor ayam ukuran 1 kg saja, dan dibagi 9. Artinya ukurannya jadi mengecil. Itu yang bisa kita lakukan sementara ini karena kenaikan harga daging ini sudah berlebihan," kata Mukroni.

Menurut Mukroni, warung makan skala menengah dengan omzet Rp3 juta per hari mengkonsumsi 5 ekor ayam.

Foto: Peternak Ayam (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Peternak memanen telur ayam di peternakan kawasan Gunung Sindur, Bogor, Jawa Barat, Selasa (18/2/2020). Pemerintah resmi menaikkan harga acuan daging dan telur ayam ras untuk mengimbangi penyesuaian tingkat harga di pasar yakni harga telur ayam di tingkat peternak dinaikkan dari Rp18 ribu-Rp20 ribu per kg menjadi Rp19 ribu-Rp21 ribu per kg sedangkan daging ayam ras dinaikkan dari Rp18 ribu-Rp19 ribu per kg menjadi Rp19 ribu-Rp20 ribu per kg. Lukman 45 tahun Peternak mengatakan kenaikan harga tersebut sebagai hal yang positif. Sebab, bila tidak hal itu tentu dirasakan merugikan. Pasalnya, saat ini nilai tukar dolar terhadap rupiah tengah menguat dan mempengaruhi berbagai hal, termasuk biaya transportasi. (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Sementara itu, Sekretaris Jenderal Gabungan Asosiasi Pengusaha Peternak Ayam Nasional (GOPAN) Sugeng Wahyudi menambahkan, lonjakan harga ayam akibat kenaikan harga sarana produksi ternak (sapronak)

"Sejak tengah tahun 2021, harga sapronak itu sudah naik sekitar 20%. Jadi, inputnya memang sudah naik. Dan, untuk memproduksi 1 ekor ayam ukuran 1 kg itu, biayanya Rp20.000. Artinya, keluar dari kandang peternak, harga live bird itu minimal Rp21.000 per ekor per kg. Sehingga harga siap konsumsi (ayam potong)-nya itu Rp35-36 ribuan per kg," kaat Sugeng kepada CNBC Indonesia, Selasa (18/1/2021).

Bank Indonesia mencatat, inflasi Januari 2022 diprediksi mencapai 0,58% secara bulanan dan 2,20% secara tahunan.

"Secara bulanan, penyumbang utama inflasi Januari 2022 sampai dengan minggu-II itu bahan bakar rumah tangga sebesar 0,11%, daging ayam ras dan telur ayam ras masing-masing sebesar 0,08%, beras, cabai rawit dan tomat masing-masing sebesar 0,04%, minyak goreng dan sabun detergen bubuk/cair masing-masing sebesar 0,03%, bawang merah dan rokok kretek filter masing-masing sebesar 0,02%, jeruk, bawang putih, dan mie kering instan masing-masing sebesar 0,01%," demikian keterangan tertulis Bank Indonesia di situs resminya, Jumat (14/1/2022).


(dce/dce)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Indonesia Diramal Kembali Deflasi di Mei 2025