Harga Daging Ayam Terbang, Kena Efek Borong China & Ukraina?

Ferry Sandi, CNBC Indonesia
25 February 2022 19:42
daging ayam ras
Foto: Trio Hadani - detikFinance

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga daging ayam di pasaran kembali merangkak naik setelah sempat melandai pekan lalu. Berdasarkan data Pusat Informasi Harga Pangan Strategis Nasional (PIHPS), harga daging ayam Jumat, 25 Februari 2022 mencapai Rp 35.500 per kg, padahal dua hari lalu harganya masih Rp 34.850.

Kenaikan harga daging ayam kian menambah daftar bahan pokok yang harganya terus naik. Sebelumnya, kedelai hingga minyak goreng, disusul daging sapi.  Kenaikan harga daging ayam tersebut tidak lepas akibat dari faktor kenaikan harga pakan ternak.

Menurut Sekretaris Jenderal Gabungan Asosiasi Pengusaha Peternak Ayam Nasional (GOPAN) Sugeng Wahyudi, kenaikan harga akibat lonjakan harga pakan ternak dan telah menyulitkan peternak rakyat mandiri.

"Dari sisi pakan itu harga raw materialnya naik, jagung kemudian unsur lain katanya naik. Kita nggak liat itu, tapi faktanya pakan ternak jadi naik, setelah ditelusuri itu problemnya," katanya kepada CNBC Indonesia, Jumat (25/2/22).

Persoalan makin terasa karena modal yang keluar tidak sebanding dengan hasil penjualan. Output penjualan ayam hidup di kandang di bawah biaya pokok produksi. Dan sudah menjadi momok bagi peternak. Jika terus berlanjut, kata dia, peternak bakal semakin merugi.

"Pakannya, DOC-nya, tinggi harganya. Masuk kandang, dipelihara sampai umur tertentu, kemudian kita jual, harga jualnya masih di bawah biaya pokok produksi," sebut Sugeng.

Untuk itu, ia berharap pemerintah bisa menaikkan harga acuan pembelian dari peternak, yakni lebih tinggi dari Rp19-21 ribu dari aturan saat ini.

Harga acuan itu diatur dalam Peraturan Menteri Perdagangan Republik Indonesia Nomor 07 Tahun 2020 Tentang Harga Acuan Pembelian di Tingkat Petani dan Harga Acuan Penjualan di Tingkat Konsumen.

"Pemerintah menetapkan Rp19 ribu terendah. Kondisi saat ini harga jagung naik, DOC naik, jadi Rp19 ribu ketinggalan. Dulu pemerintah menggariskan Rp19-21 ribu, sekarang terendah mestinya Rp 21-23 ribu," ujarnya.

Kena Efek China dan Ukraina?

Jagung dan gandum salah satu bahan baku produksi pakan ternak, termasuk ayam.

Harga jagung di dalam negeri diprediksi masih akan tetap tinggi di tahun 2022. Meski, produksi diprediksi naik dan pasokan domestik surplus. Padahal, harga jagung yang tinggi telah memicu lonjakan harga pakan ternak di tahun 2021 dan menyebabkan biaya sarana produksi peternak naik.

"Sudah tahu China borong gila-gilaan dan kapal hilang karena semua kapal mengarah ke China. Tidak hanya kedelai, China juga membeli jagung dalam jumlah sangat banyak kemarin (tahun 2021). Nah, ini tidak diantisipasi pemerintah. Begitu terdampak ke dalam negeri, baru panik," kata Managing Director PT Datu Nusra Agribisnis Dean Novel.

China juga telah mengimpor 28,35 juta ton jagung di tahun 2021. Melonjak 152% dari volume impor tahunan. Pada saat bersamaan, impor gandum China juga cetak rekor menjadi 9,77 juta ton atau naik 16,6% dari tahun 2020.

Pada 24 Februari 2022, otoritas bea cukai China mengizinkan gandum dari seluruh wilayah Rusia masuk, demikian world-grain mengutip Associated Press, Kamis (24/2/2022). Sikap China ini memberikan alternatif bagi Rusia saat Barat menutup pintunya karena sanksi atas tindakan Presiden Vladimir Putin.

China memang tengah melakukan aksi pembelian besar-besaran sejumlah hasil pertanian, di tengah ketatnya pasokan global dan efek domino krisis energi di negara itu.

Mengutip world-grain.com, impor gandum China diprediksi mencapai 10,5 juta ton. Sementara impor serealia (tidak termasuk beras) oleh China diprediksi mencapai 49,8 juta ton pada periode marketing tahun 2021/2022.

Harga gandum internasional kembali sentuh level rekor lebih 9 tahun di perdagangan Kamis, 24 Februari 2022. Menyusul pengumuman invasi atas Ukraina oleh Presiden Rusia Vladimir Putin.

Dari chart situs tradingeconomis.com terpantau, harga gandum sempat melandai di sesi perdagangan Senin, 21 Februari 2022. Kemudian bergerak naik seiring eskalasi tensi Rusia - Ukraina. Dan, melesat tajak ke US$9,26 per bushel di sesi perdagangan Kamis, 24 Februari 2022.

Direktur Eksekutif Asosiasi Produsen Terigu Indonesia (Aptindo) Ratna Sari Loppies mengatakan, meski Ukraina pemasok gandum nomor 2 terbesar bagi Indonesia, hingga saat ini belum ada dampak langsung terhadap pasokan gandum ke Tanah Air.

"Belum ada. Dan, kalau pun harga melonjak, reaksi kita nggak langsung. Terigu di dalam negeri itu menyangkut usaha kecil, UKM seperti pedagang mie ayam. Dan, gandum kan nggak cuma dari Rusia dan Ukraina," kata Ratna kepada CNBC Indonesia, Kamis (24/2/2022).


(dce/dce)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Krisis Energi 'Makan Korban' di Singapura: Harga Pangan

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular