Diam-diam Harga Daging Ayam Makin Liar Rekor Tembus Rp45 Ribu

Ferry Sandi, CNBC Indonesia
08 March 2022 15:25
daging ayam
Foto: CNBC Indonesia/ Andrean Kristianto

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga daging ayam di pasaran terus merangkak naik meski belum memasuki bulan Ramadan. Kondisi ini makin memperparah kenaikan harga bahan pokok di pasaran, sebelumnya ada minyak goreng, tahu-tempe hingga daging sapi yang juga mengalami kenaikan harga.

Presiden Peternak Layer Nasional (PLN) Ki Musbar Mesdi mengungkapkan lonjakan harga ayam dipicu berbagai faktor. Salah satunya adalah imbas kenaikan harga daging sapi yang ternyata berdampak pada kebutuhan pokok lainnya.

"Terjadi substitusi dengan adanya kenaikan harga daging sapi, masyarakat cari pengganti daging sapi. Kan daging sumber protein hewani, maka dicari sumber protein hewaninya yang mana untuk kebutuhan mereka, otomatis geser ke ayam," katanya kepada CNBC Indonesia, Selasa (8/3/22).

Naiknya permintaan daging ayam juga turut mengerek harga, sesuai hukum ekonomi permintaan dan penawaran. Di sisi lain, suplai dari peternak juga tidak mengalami kenaikan, justru cenderung stabil.

"Yang mengonsumsi daging kebanyakan masyarakat segmentasi middle up, otomatis mereka bebas pilih dengan pendapatan mereka yang relatif stabil. Ini dari permintaan (naik), tapi suplainya juga stabil," sebutnya.

Akibatnya, harga daging ayam juga merangkak ke atas. Berdasarkan Pusat Informasi Harga Pangan Nasional (PIHPS), harga kebutuhan daging ayam sampai ada yang menembus lebih dari Rp45.000 per kg, diantaranya di Nusa Tenggara Timur dengan harga Rp47.950 per kg serta Kalimantan Utara dengan banderol Rp45.750 per kg.

Pasar CSuasana Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di Ibu Kota berdampak pada aktivitas di pasar Jaya salah satunya, di kawasan Pasar Cijantung, Jakarta Timur. 16/6/20, CNBC Indonesia/Tri SusiloPantauan CNBC Indonesia dilapangan pada Selasa (16/6/20) mencoba menelusuri seluruh isi pasar, tampak sepi  pembeli.  Salah satu pasar di kawasan Jakarta Timur itu sangat berbeda dibanding hari-hari biasanya yang padat dan ramai. Kali ini tampak sepi. Bahkan kendaraan yang terparkir sangat minim.  Salah satu pedagang pakaian anak mengatakan, kondisi pasar mulai sepi saat terjadi virus corona. “Ini sangat berimbas pada pendapatan kami. Repot kalau begini terus,”ujarnya.Menurutnya,  setelah lewat pukul 11.00 WIB, siang hari, sudah sangat kurang orang yang berbelanja di pasar. Dagangan pun tentu aja banyak yang tak laku. Karena itu ia berharap wabah COVID-19  ini bisa cepat selesai.Yanto, pedagang daging ayam juga merasakan demikian. “ Jam 10 masih numpuk dagangan ini. kami sangat khawatir pak kalau begini terus.,”ujarnya sambal geleng geleng kepala.Pedagang sayur pun demikian. Munawar seorang  tukang sayur mengatakan, untuk mendapatkan sayur juga sulit. “Kita dapat juga sulit. Jualnya juga sudah sepi pembeli. Aturan jaga jarak dan tidak berpergian ke pasar sangat berdampak. “Jadi kalau enggak laku ya udah jadi risiko,” ungkapnya.  Penjagaan juga diperketat oleh anggota TNI dan securty pasar untuk, setiap pengunjung yang ingin masuk ke pasar akan dicek suhu dan cuci tangan. Untuk kepasar basah (pasar ikan) dipastikan pengunjung memakai masker, peraturan tersebut sudah pasang sebelum masuk pasar basar.Sebelumnya Seorang pedagang di Pasar Obor Cijantung dinyatakan positif Covid-19 usai jalani rapid test dan swab test Covid-19 pada Jumat (29/5/2020) lalu.Informasi itu berdasarkan data dari Perumda Pasar Jaya pada Kamis (11/6/2020).Adapun rapid test dan swab test di Pasar Obor Cijantung pada 29 Mei 2020 lalu diikuti 75 peserta yang terdiri dari pengunjung dan pedagang pasar.Hasilnya, empat orang reaktif Covid-19 berdasarkan hasil rapid test. Kemudian, dari empat orang itu, seorang pedagang dinyatakan positif Covid-19. (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)ijantung (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)Foto: Pasar Cijantung (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)
Pasar CSuasana Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di Ibu Kota berdampak pada aktivitas di pasar Jaya salah satunya, di kawasan Pasar Cijantung, Jakarta Timur. 16/6/20, CNBC Indonesia/Tri SusiloPantauan CNBC Indonesia dilapangan pada Selasa (16/6/20) mencoba menelusuri seluruh isi pasar, tampak sepi pembeli. Salah satu pasar di kawasan Jakarta Timur itu sangat berbeda dibanding hari-hari biasanya yang padat dan ramai. Kali ini tampak sepi. Bahkan kendaraan yang terparkir sangat minim. Salah satu pedagang pakaian anak mengatakan, kondisi pasar mulai sepi saat terjadi virus corona. “Ini sangat berimbas pada pendapatan kami. Repot kalau begini terus,”ujarnya.Menurutnya, setelah lewat pukul 11.00 WIB, siang hari, sudah sangat kurang orang yang berbelanja di pasar. Dagangan pun tentu aja banyak yang tak laku. Karena itu ia berharap wabah COVID-19 ini bisa cepat selesai.Yanto, pedagang daging ayam juga merasakan demikian. “ Jam 10 masih numpuk dagangan ini. kami sangat khawatir pak kalau begini terus.,”ujarnya sambal geleng geleng kepala.Pedagang sayur pun demikian. Munawar seorang tukang sayur mengatakan, untuk mendapatkan sayur juga sulit. “Kita dapat juga sulit. Jualnya juga sudah sepi pembeli. Aturan jaga jarak dan tidak berpergian ke pasar sangat berdampak. “Jadi kalau enggak laku ya udah jadi risiko,” ungkapnya. Penjagaan juga diperketat oleh anggota TNI dan securty pasar untuk, setiap pengunjung yang ingin masuk ke pasar akan dicek suhu dan cuci tangan. Untuk kepasar basah (pasar ikan) dipastikan pengunjung memakai masker, peraturan tersebut sudah pasang sebelum masuk pasar basar.Sebelumnya Seorang pedagang di Pasar Obor Cijantung dinyatakan positif Covid-19 usai jalani rapid test dan swab test Covid-19 pada Jumat (29/5/2020) lalu.Informasi itu berdasarkan data dari Perumda Pasar Jaya pada Kamis (11/6/2020).Adapun rapid test dan swab test di Pasar Obor Cijantung pada 29 Mei 2020 lalu diikuti 75 peserta yang terdiri dari pengunjung dan pedagang pasar.Hasilnya, empat orang reaktif Covid-19 berdasarkan hasil rapid test. Kemudian, dari empat orang itu, seorang pedagang dinyatakan positif Covid-19. (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)ijantung (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)

Padahal, tepat di bulan lalu pada 8 Februari 2022, harga daging ayam di NTT berada di angka Rp 45.550 per kg, kemudian di Kalimantan Utara di harga Rp42.400 per kg.

Tidak hanya itu, di DKI Jakarta juga mengalami hal serupa, dimana terjadi tren kenaikan harga lebih signifikan. Hari ini daging ayam dibanderol Rp36.600, sementara pada minggu lalu 1 Maret 2022 harganya masih Rp35.650.

Begitu juga di Jawa Tengah, harga pada 1 Maret 2022 di angka Rp32.750, sementara hari ini sudah berada di harga Rp33.550.

Tren paling parah umumnya terjadi di wilayah Sumatera, yakni Sumatera Selatan pada pekan lalu harganya Rp31.750, kini sudah menjadi Rp34.150. Kemudian juga di Jambi dari Rp 33.150 per kg menjadi Rp 35.100 per kg.


(dce/dce)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Harga Daging Ayam Terbang, Kena Efek Borong China & Ukraina?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular