Pak Anies, BOR DKI Sudah 11%! Bisa Ganggu Ekonomi Nih...

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
11 January 2022 13:34
Suasana Ruang Perawatan Covid-19 di RSUD Koja
Foto: Suasana Ruang Perawatan Covid-19 di RSUD Koja, Jakarta, Senin (30/8/2021). (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)

Akan tetapi, perkembangan ini juga harus disikapi dengan kewaspadaan. Sebab, pandemi virus corona belum rampung. Bahkan tampak mengganas dengan kehadiran varian omicron.

Belum lama ini Indonesia mampu mengendalikan pandemi dengan baik, buktnya kasus positif harian bertahan rendah. Namun akhir-akhir ini kasus harian meningkat signifikan.

Dalam dua minggu terakhir, rata-rata kasus positif harian Covid-19 adalah 341 orang per hari. Melonjak dibandingkan rerata 14 hari sebelumnya yaitu 188 orang setiap harinya.

Adalah virus corona varian omicron yang menyebabkan lonjakan tersebut. Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengumumkan pasien perdana pengidap varian omicron pada 16 Desember 2021. Per kemarin, jumlahnya sudah 414 orang.

Sejauh ini, tambahan pasien positif corona belum terlampau membebani sistem pelayanan kesehatan. Tingkat keterisian ranjang rumah sakit (Bed Occuppancy Rate/BOR) nasional masih terjaga rendah di bawah 5%.

Akan tetapi, kondisi di DKI Jakarta perlu dicermati. Meski BOR nasional masih 3% per 4 Januari 2022, tetapi di Jakarta sudah 11%. BOR 11% di provinsi pimpinan Gubernur Anies Rasyid Baswedan adalah yang tertinggi sejak September 2021.

Virus corona seperti influenza, lebih mudah menular ketika terjadi peningkatan intensitas interaksi antar-manusia. Tingginya mobilitas meningkatkan intensitas tersebut.

Di satu sisi, peningkatan mobilitas menunjukkan pergerakan 'roda' ekonomi dan konsumsi rumah tangga. Namun di sisi lain, peningkatan mobilitas diiringi dengan peningkatan risiko penularan virus corona.

TIM RISET CNBC INDONESIA

(aji/aji)

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular