Edan! Harga Minyak Goreng di Sini Tembus Rp718 Ribu per Liter
Jakarta, CNBC Indonesia - Sejak awal tahun ini, harga minyak goreng membuat masyarakat terutama ibu-ibu resah. Bagaimana tidak, harganya melonjak sangat tajam dari biasanya Rp 14 ribu per liter menjadi hampir Rp 30 ribu per liter.
Tapi warga RI jangan sedih, sebab masih ada negara yang harga minyak gorengnya naik lebih tajam yakni Korea Utara. Harga minyak di Korut melonjak dari 10 ribu won atau Rp 160 ribu hingga 45 ribu won atau Rp 718 ribu.
"Sekarang ada kasus di mana stand minyak goreng kosong karena jumlah yang tidak mencukupi di pasar, sehingga orang terkadang tidak dapat membelinya," kata seorang warga yang berbicara dengan kondisi anonim, dikutip Sabtu (8/1/2021).
Warga itu mengatakan bahwa ia baru saja membeli sebotol kecil minyak goreng untuk merayakan Tahun Baru dan bertemu dengan sekelompok wanita lain dari desanya dalam perjalanan pulang.
"Saya tercengang mendengar mereka mengatakan bahwa mereka sudah lama tidak memiliki minyak goreng dan bahkan tidak ingat kapan mereka memilikinya," ujarnya.
"Seorang wanita yang tinggal di sebelah saya mengatakan dia tidak bisa menggunakan minyak goreng sama sekali sejak musim gugur tahun lalu. Dia iri dengan minyak yang saya miliki," imbuhnya.
Salah satu faktor penyabab kenaikan ini yakni penutupan perbatasan dagang dengan China imbas Covid-19. Selain itu, kurangnya deposit minyak goreng di negara pimpinan Kim Jong Un itu juga jadi biang keladinya.
Dengan kondisi seperti ini, warga Korut menjual minyak goreng dalam botol plastik kecil berukuran 50-100 gram.
Korut sendiri sedang dalam kondisi kelaparan hebat. Bahkan, hal ini sempat diutarakan langsung oleh Kim Jong Un yang meminta warga untuk 'mengencangkan ikat pinggang mereka' hingga setidaknya tahun 2025 mendatang. Tak hanya itu, warga disarankan untuk mengkonsumsi daging burung air untuk mengatasi persoalan ini.
Kondisi ini pun telah membuat beberapa warga memutuskan untuk menentang pemerintah. Terbaru, sebuah grafiti yang berisi makian terhadap figur tertinggi negara itu ditemukan di sebuah sisi kota Pyongyang pada 22 Desember lalu. Grafiti itu mengecam Kim Jong Un yang dituduh telah membiarkan warga mati akibat kelaparan.
(cha/cha)