Lagi Musim Omicron, Spider-Man Jadi Penyelamat Bioskop di RI

dce, CNBC Indonesia
Jumat, 07/01/2022 16:35 WIB
Foto: Ilustrasi bioskop yang kembali beroperasi (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Demam Spider-Man: No Way Home turut membawa angin segar bagi kelangsungan bisnis bioskop di Indonesia. Bahkan, Peter Parker disebut-sebut telah berhasil mengajak lebih 7,5 juta penonton di Indonesia bertualang ke dunia paralel.

"Okupansi bioskop sudah lumayan bagus. Kebetulan di bulan Desember 2021 ada Spider-Man dan sangat signifikan membantu bioskop. Sampai hari ini juga masih ada (show)," kata Ketua Gabungan Pengusaha Bioskop Seluruh Indonesia (GPBSI) Djonny Syafruddin kepada CNBC Indonesia, Jumat (7/1/2022).

Foto: CNBC INDONESIA
Spiderman No Way Home

Padahal, dengan ketentuan PPKM saat pandemi Covid-19, kapasitas bioskop yang diizinkan adalah maksimal 70% di tengah ancaman varian Omicron. Saat ini, Indonesia memiliki 3.000 lebih layar yang dioperasikan 400-an bioskop jaringan maupun independen. Bioskop independen mengoperasikan sekitar 200 layar.


Selain kapasitas, jam operasional juga menjadi tantangan. Namun, dengan minat atas Spider-Man: No Way Home yang masih tinggi, kondisi itu bisa diakali dengan masih bertenggernya film kisah Peter Parker meramaikan bioskop Indonesia.

"Meski belum bisa menggantikan kehilangan pendapatan tahun 2021 akibat pandemi, tapi setidaknya efek Spider-Man ini bisa bantu menutupi kehilangan selama 2 bulan ke depan," kata Djony.

Di sisi lain, Djony mengatakan, kondisi bisnis bioskop memiliki misteri sendiri. Sehingga tidak bisa ditakar dengan statistik tertentu.

"Yang jelas, saat pandemi seperti sekarang, dengan ketentuan PPKM yang juga berubah-ubah, ketentuan kapasitas maksimal 70% itu sudah bagus. Setidaknya pemerintah sekarang juga sudah mulai memberi edukasi soal menonton aman di bioskop. Kami tidak berani minta harus 100% karena takutnya nanti malah jadi anti-klimaks," kata Djony.

Djony mengakui, pandemi Covid-19 menyebabkan perusahaan harus melakukan pemangkasan tenaga kerja.

"PHK itu terjadi di awal-awal. Kalau sekarang sudah tidak ada lagi. Cuma memang karena masih terbatas, sekarang yang tadinya hanya operator merangkap jadi cleaning service studio. Karena memang berat. Kita bayar pakai apa," kata Djony.


(dce/dce)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Okupansi Merosot Efek Efisiensi, Gimana Cara Hotel Bertahan?