Internasional

Makin Panas! China Warning Biden Jangan 'Halu'

Tommy Patrio Sorongan, CNBC Indonesia
26 November 2021 08:00
FILE - Xi Jinping, China's president and Communist Party chief, left, eats a Hawaiian macadamia chocolate gifted by Governor of Hawaii, Neil Abercrombie, not seen, during a governors meeting held inside the Walt Disney Concert Hall as Vice President Joe Biden, right, looks on in Los Angeles., Feb. 17, 2012. As President Joe Biden and Xi Jinping prepare to hold their first summit on Monday, Nov. 15, the increasingly fractured U.S.-China relationship has demonstrated that the ability to connect on a personal level has its limits. Biden nonetheless believes there is value in a face-to-face meeting, even a virtual one like the two leaders will hold Monday evening. (AP Photo/Damian Dovarganes, File)
Foto: Presiden China Xi Jinping dan Presiden AS Joe Biden (AP/Damian Dovarganes)

Jakarta, CNBC Indonesia - Ketegangan kembali terjadi antara China dan Amerika Serikat (AS). Hal ini terkait dengan perkembangan Taiwan.

Negeri Xi Jinping menegaskan kembali soap Pulau itu sebagai teritorinya dan meminta AS "berhenti berhalusinasi". Bahkan menyinggung AS melemparkan serangkaian "provokasi".



Dalam pernyataannya, Kementerian Pertahanan China menyebut, masalahnya dengan Taiwan adalar hal yang paling sensitif dalam hubungan dengan AS. Negeri Presiden Joe Biden itu selama ini memang tak mengakui Taiwan sebagai negara namun menjadi pendukung utama Taipe di duna internasional, termasuk soal pasokan senjata.

"Namun, untuk jangka waktu tertentu, pihak AS telah mengatakan banyak hal yang tidak bertanggung jawab dan melakukan banyak hal provokatif di Taiwan, Laut China Selatan, dan pengintaian jarak dekat oleh kapal perang dan pesawat," kata Juru Bicara Kemenhan China Wu Qian, dalam konferensi persnya, Kamis (25/11/2021).



"Terutama pada masalah Taiwan, China tidak memiliki ruang untuk kompromi, dan pihak AS seharusnya tidak memiliki halusinasi tentang ini."

Taiwan sendiri selama ini menentang keras pernyataan penyatuan oleh China. Pulau demokratis itu bahkan bersumpah mempertahankan wilayahnya.

Beberapa bulan terakhir tekanan China kepada Taiwan makin teras. China kerap menerjunkan jet temper memasuki Wilayah administrate udara Pulau itu.

Sementara itu, panas Taiwan dan China merembet ke Solomon. Bahkan kerusuhan pecah karena pemerintah pusat berbeda sikap dengan provinsi soal pengakuan negeri Taiwan dan China.

Sebelumnya, AS telah mengundang Taiwan ke pertemuan virtual Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) untuk Demokrasi bersama lebih dari 100 negara, Selasa (23/11/2021). Namun AS mengundang Taiwan bukan sebagai negara tetapi sebagai model demokrasi.

KTT untuk Demokrasi akan berlangsung secara virtual pada 9 dan 10 Desember menjelang pertemuan langsung pada edisi kedua tahun depan. Gelaran ini juga merupakan salah satu janji kampanye Biden, yang menempatkan perjuangan antara demokrasi dan "pemerintah otokratis" pada kebijakan luar negerinya.


(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Duh! AS-China Ribut Lagi, Biden 'Diamuk' Xi Jinping

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular