
Harga Minyak Goreng Ngamuk, Ekspor CPO Bakal Direm, Kok Bisa?

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga minyak goreng meroket dalam beberapa waktu terakhir. Kementerian Perdagangan terus menjaga pasokan minyak goreng dalam negeri dan mengurangi porsi ekspor crude palm oil (CPO) sebagai bahan baku.
Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kementerian Perdagangan, Oke Nurwan menjelaskan upaya pemerintah supaya harga minyak goreng tidak bergerak liar. Caranya dengan memastikan pasokan minyak goreng dalam negeri tercukupi.
"Saat ini stok dalam negeri 629 ribu ton, cukup untuk 1,5 bulan. Hal ini penting jangan sampai CPO diekspor semua," jelasnya kepada CNBC Indonesia dikutip, Selasa (16/11/2021).
Selain itu pemerintah juga sudah mengguyur pasar dengan minyak goreng supaya stok bertambah di pasar, dengan harga lebih murah. Hal ini bentuk kerja sama produsen minyak goreng seperti Gabungan Industri Minyak Nabati Indonesia (GIMNI), Asosiasi Industri Minyak Makan Indonesia (AIMMI), hingga Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo).
"Saat ini juga sudah mulai ada pasokan 11 juta liter ke ritel-ritel nasional dengan harga Rp 14.000 per liter," kata Oke.
Oke menjelaskan harga minyak goreng tidak bisa terlepas dari naiknya harga international Crude Palm Oil (CPO), karena gangguan pasokan dunia untuk bahan baku minyak nabati lainnya.
Malaysia sebagai salah satu penghasil CPO mengalami penurunan produksi hingga 8 juta ton. Selain itu Kanada dan Argentina sebagai pemasok minyak canola mengalami gangguan panen, sehingga berimbas pada permintaan CPO.
Harga Eceran Tertinggi Minyak Goreng yang ditetapkan mencapai Rp 11 ribu per liter. Sementara data dari Pusat Informasi Harga Pangan Strategis (PIHPS) Nasional, hanya minyak goreng di Jakarta mencapai Rp 20 ribu per liter.
(hoi/hoi)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Harga Minyak Goreng Tiba-Tiba 'Terbang', Begini Penjelasannya