Amukan Harga Minyak Goreng Curah Makin Liar, Lanjut di 2022

Ferry Sandi, CNBC Indonesia
24 November 2021 15:15
Pekerja menyelesaikan pembuatan kerupuk di salah satu pabrik dikawasan Jakarta, Selasa (16/11/2021). Harga minyak goreng curah terbus Rp 18 ribu per kilogram (kg). Hal itu berdampak pada produsen kerupuk.  (CNBC Indonesia/Tri Susilo)
Foto: Pekerja menyelesaikan pembuatan kerupuk di salah satu pabrik dikawasan Jakarta, Selasa (16/11/2021). Harga minyak goreng curah terbus Rp 18 ribu per kilogram (kg). Hal itu berdampak pada produsen kerupuk. (CNBC Indonesia/Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Kenaikan harga minyak goreng curah diprediksi terus berlanjut sampai kuartal I-2022. Hal ini disebabkan ketergantungan terhadap harga crude palm oil (CPO) terkini. Selama ini minyak goreng kemasan dianggap lebih stabil daripada curah, yang mudah terdampak fluktuasi harga CPO.

Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kementerian Perdagangan, Oke Nurwan menjelaskan entitas produsen minyak goreng sangat sedikit yang terintegrasi dengan penghasil minyak CPO. Sehingga sangat bergantung pada harga CPO global.

"Sangat sedikit produsen minyak goreng yang terafiliasi dengan kebun atau penghasil CPO, itu yang menyebabkan kenaikan. Dan ini berpotensi terus bergerak bahkan diprediksi sampai Q1 2022 masih mengingat terus. Karena termasuk dalam komoditi super cycle," katanya dalam webinar Indef, Rabu (24/11/2021).

Oke mengatakan perlu edukasi masyarakat soal harga minyak goreng yang meningkat tinggi. Pemerintah juga sudah melakukan pembicaraan dengan produsen dan sudah menyiapkan minyak goreng kemasan sederhana dengan harga Rp 14.000 per liter untuk didistribusikan melalui ritel modern.

"Sudah disiapkan 11 juta liter memastikan transisi kepada masyarakat yang butuh untuk tetap membeli minyak goreng kemasan sederhana dengan harga terjangkau," katanya.

Menurut dia harga minyak goreng curah sangat tergantung dari harga CPO global, beda dengan minyak kemasan yang bisa disimpan dalam jangka panjang, sehingga harganya relative terkendali. Makanya pemerintah mewajibkan peredaran minyak goreng kemasan tidak dalam kondisi curah.

Saat ini hanya dua negara yang masih mengedarkan minyak goreng curah, seperti Bangladesh dan Indonesia. Namun di sisi lain Oke tidak memungkiri permintaan minyak goreng curah di Indonesia tinggi untuk rumah tangga maupun industri.

"Permintaan untuk rumah tangga dan industri mendekati 67% pasokan kebutuhan kita dari 5 juta liter kebutuhan tahunan dalam negeri. Sementara produksi kita 8 juta liter sebagian di ekspor juga," katanya.

Kementerian Perdagangan juga sudah mau menghentikan peredaran minyak curah akhir tahun ini. melalui Permendag Nomor 36 Tahun 2020 di pasal 27 bab VI ketentuan peralihan, minyak goreng sawit dalam bentuk curah yang beredar di pasar masih dapat diperdagangkan sampai dengan 31 Desember 2021.

Menjelang tamatnya nasib komoditas ini, berdasarkan pengakuan pedagang harga minyak goreng curah kini justru semakin tinggi. Akibatnya, untuk membeli minyak goreng curah pun kini banyak yang tidak sanggup.

"Harga yang curah awalnya Rp 11 ribu, saat ini Rp 17 ribu per kg. Penjualan pedagang makin turun juga karena daya beli melemah. Daya beli menurun kurang lebih 30% hingga 40%," kata Wakil Ketua Umum Asosiasi Pedagang Pasar Seluruh Indonesia (APPSI) Ngadiran kepada CNBC Indonesia, Senin (22/11/21).


(hoi/hoi)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Harga Minyak Goreng Ngamuk, Ekspor CPO Bakal Direm, Kok Bisa?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular