Jakarta, CNBC Indonesia - Amerika Serikat (AS), sang Negeri Adikuasa, mulai ketar-ketir. Negeri Paman Sam melihat China sebagai pesaing serius dalam hal kekuatan di bidang pertahanan.
Wakil Ketua Kepala Staf Gabungan AS Jenderal John Hyten mengatakan lambat laun China akan menjadi negara dengan kemampuan militer terkuat di dunia. Apalagi, dengan adanya gangguan dan permasalahan birokrasi di AS.
"Menyebut China sebagai ancaman adalah istilah yang tepat karena kecepatan pergerakan China sangat menakjubkan," ujar Hyten kepada wartawan di meja bundar Defense Writers Group pekan lalu.
Salah satu contohnya, kata Hyten, adalah perkembangan rudal hipersonik yang dikabarkan berhasil diluncurkan China. AS sendiri gagal meluncurkan rudal serupa tak lama setelah pemberitaan hipersonik China dimuat media.
"Dalam lima tahun terakhir, AS telah melakukan tes hipersonik, sementara orang China telah melakukan ratusan," katanya lagi.
Sebelumnya China sempat meluncurkan rudal jarak menengah hipersonik, DF-17, pada 2019. Rudal dapat menempuh jarak sekitar 2.000 kilometer (1.200 mil) dan dapat membawa hulu ledak nuklir.
Selain itu, dalam momentum konferensi militer terkait persenjataan dan peralatan beberapa waktu lalu, Presiden China Xi Jinping telah meminta kepada pihak pertahanannya agar melakukan pengembangan persenjataan dan peralatan militer negara itu.
Mengutip Global Times, seruan Xi ini dimanifestasikan dalam Rencana Lima Tahun China ke-14. Xi menilai langkah ini juga diperlukan untuk menyambut momen seratus tahun Tentara Pembebasan Rakyat (PLA) di 2027 mendatang.
Halaman Selanjutnya --> AS Masih yang Terbaik
Hyten bicara dalam jangka menengah-panjang. Namun untuk saat ini, AS sepertinya tidak perlu cemas. Sebab, Negeri Adikuasa masih jadi yang terbaik di Planet Bumi untuk urusan pertahanan.
Global Fire Power mengukur kekuatan militer seluruh negara dengan indikator PwrIndx. Semakin kecil angkanya maka malah semakin bagus.
Saat ini, skor PwrIndx AS ada di 0,718. Ini adalah nomor satu dunia. Rusia menyusul di peringkat kedua dengan nilai 0,0791 dan China di posisi ketiga dengan angka 0,0854.
Total populasi AS adalah 332.639.102 orang. Dari jumlah itu, diperkirakan sebanyak 121.479.800 orang yang layak untuk berdinas di militer (fit-for-service).
Di matra udara, AS memiliki 1.956 unit pesawat tempur, terbanyak di dunia. Belum lagi helikopter 5.436 unit (nomor 1), helikopter tempur 904 unit (nomor 1), dan sebagainya.
Di matra laut, AS mengusai 11 kapal induk pengangkut pesawat (nomor 1). Ditambah 10 unit kapal pengangkut helikopter (nomor 1), 91 unit kapal penghancur/destroyer (nomor 1), dan sebagainya.
Untuk matra darat, AS dipersenjatai dengan 4.000 unit kendaraan lapis baja (nomor 1). Belum lagi 6.100 unit tank, 1.365 unit pelontar roket, dan lain-lain.
Halaman Selanjutnya --> Soal Dukungan BBM dan Anggaran Pertahanan, AS Nomor 1
Kalau AS (amit-amit) sampai berangkat ke medan pertempuran, maka dukungan sumber daya pun melimpah. Kendaraan-kendaraan tempur Negeri Stars and Stripes tidak perlu khawatir kekurangan bahan bakar, karena AS adalah produsen minyak terbesar dunia.
Pada 2020, produksi minyak AS mencapai 18,6 juta barel/hari. Jumlah in sudah 20% dari total produksi dunia. Jarak dengan Arab Saudi di peringkat kedua pun cukup jauh, karena produksi minyak Negeri Padang Pasir 'cuma' 10,82 juta barel/hari.
Dukungan anggaran pun sangat memadai. Saat ini anggaran pertahanan AS adalah US$ 740,5 miliar, tertinggi di dunia.
So, dalam waktu dekat sepertinya AS tidak perlu cemas. Butuh upaya yang luar biasa bagi negara-negara lain (termasuk China) untuk bisa menandingi kekuatan militer AS.
Namun, seperti kata Hyten, AS perlu waspada dalam jangka menengah-panjang. Jika AS begini-begini saja sementara yang lain semakin kuat, bukan tidak mungkin kedigdayaan AS bisa luntur.
TIM RISET CNBC INDONESIA