
Mobil Listrik Sebentar Lagi Bakal Berseliweran di Jalan?

Produksi dan penjualan kendaraan listrik memang akan bertumbuh di masa depan. Tapi bukan berarti akan mulus jalannya.
Masalah pertama adalah pengisian daya listrik karena bisa menghambat penjualan Kekhawatiran terbesar adalah biaya pengisian daya listrik lebih mahal dibanding dengan mengisi dengan bahan bakar fosil.
Selain itu waktu pengisian dan jarak tempuh juga jadi perhatian. Jika pengisian lam dengan jarak tempuh yang minim tentu saja akan dengan mudah kendaraan listrik ditinggalkan.
Saat ini pengisian daya listrik masih dilakukan di rumah dan cocok untuk mobilitas dalam kota karena jarak tempuh yang dihasilkan pun tidak terlalu jauh. Bagaimana dengan mobilitas ke luar kota atau dengan jarak tempuh jauh?
Solusi terdepan adalah membentuk stasiun pengisian daya listrik di jalanan seperti SPBU saat ini. Setidaknya ini akan menjadi salah satu solusi untuk mobilitas perjalanan jauh.
Pembangunan pengisian daya listrik di jalanan sebenarnya adalah konsekuensi dari kebijakan larangan mobil bensin dan diesel di tahun 2020.
Otoritas Persaingan dan Pasar (CMA) memberi ilustrasi perbandingan 250.000 kendaraan listrik membutuhkan 25.000 stasiun pengisian.
Selain poin pengisian daya listrik yang diperbanyak, kapasitas baterai juga harus ditingkatkan untuk memperpanjang umur mobil di jalan. Mengacu data EV-Database, rata-rata kapasitas baterai kendaraan listrik dunia sebesar 59,7 kWh dan mampu menempuh jarak 360 km.
Untuk memperbesar daya baterai listrik perlu pasokan bahan baku seperti nikel, tembaga, dan kobalt yang saat ini belum dieksplorasi lebih banyak untuk kebutuhan kendaraan listrik.
Hambatan saat ini adalah, Indonesia sebagai produsen dan pemilik cadangan terbesar nikel di dunia baru akan memulai membangun eksplorasi nikel untuk kendaraan listrik. Sehingga pasokan raw materials masih terbatas saat ini untuk pengembangan baterai kendaraan listrik.
Kedua masalah tersebut bersifat temporer dan akan teratasi seiring berkembangnya industri kendaraan listrik. Sehingga akselerasi kendaraan masa depan umat manusia akan dapat terjaga.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ras/ras)
[Gambas:Video CNBC]
