Maaf Bukan Menakuti, Mutasi Varian Delta Kayanya Makin Ngeri
Jakarta, CNBC Indonesia - Para ahli di Inggris menyebutkan saat ini telah terjadi mutasi baru dari virus Covid-19 varian Delta. Mutasi itu dinamai Delta Plus alias AY.4.2.
Varian ini dinilai lebih mudah menyebar dibanding dengan varian Delta biasa. Mengutip BBC International, Badan Keamanan Kesehatan Inggris (UKHSA) telah mengelompokkan varian ini dalam kategori varian dalam penyelidikan untuk melihat kemungkinan risiko ini.
Hingga saat ini, memang belum ada bukti bahwa varian ini bisa menyebabkan penyakit yang lebih buruk. Para ilmuwan juga masih meyakini bahwa vaksin yang ada masih tetap bekerja dengan baik untuk melindungi manusia.
Namun, kasus akibat varian Delta Plus atau AY.4.2 telah meningkat. Data resmi terbaru menunjukkan 6% kasus Covid adalah jenis ini.
Para ahli menyebutkan, varian ini tidak mungkin lepas secara besar-besaran dengan sudah dilakukannya vaksinasi saat ini. Namun para pejabat mengatakan ada beberapa bukti awal bahwa itu mungkin memiliki tingkat pertumbuhan yang meningkat di Inggris dibandingkan dengan Delta.
"Sub-garis keturunan ini menjadi semakin umum di Inggris dalam beberapa bulan terakhir, dan ada beberapa bukti awal bahwa itu mungkin memiliki pertumbuhan yang meningkat di Inggris dibandingkan dengan Delta," kata UKHSA, dikutip Sabtu (23/10/2021).
Tidak seperti Delta, Delta Plus ini belum dianggap sebagai varian yang menjadi perhatian, alias kategori tertinggi yang ditetapkan untuk varian menurut tingkat risikonya. Hingga saat ini ada ribuan varian Covid yang berbeda yang beredar di seluruh dunia.
Virus bermutasi sepanjang waktu. Jadi tidak mengherankan melihat versi baru muncul.
Untuk diketahui, AY.4.2 adalah cabang Delta yang mencakup beberapa mutasi baru yang memengaruhi lonjakan protein, yang digunakan virus untuk menembus sel manusia. Selain itu, mutasi Y145H dan A222V juga telah ditemukan di berbagai garis keturunan virus corona lainnya sejak awal pandemi.
Beberapa kasus juga telah diidentifikasi di AS. Ada beberapa di Denmark, tetapi infeksi baru dengan AY.4.2 telah turun di sana.
(sef/sef)