
Riset: Risiko Rawat Inap Pasien Omicron tak Separah Delta

Jakarta, CNBC Indonesia - COVID-19 varian Omicron telah menjadi kekhawatiran baru di dunia setelah ditemukan pada November lalu. Baru-baru ini, riset mengenai Omicron yang diterbitkan otoritas kesehatan Inggris pada Jumat (31/12) mengungkap bahwa pasien yang terinfeksi varian Omicron cenderung tidak memerlukan perawatan di rumah sakit.
"Data terbaru dari Badan Keamanan Kesehatan Inggris (NHS) menemukan risiko rawat inap bagi orang yang terinfeksi Omicron adalah sekitar sepertiga dari yang ditimbulkan oleh varian Delta," tulis laporan itu, dikutip, Sabtu (8/1/2022).
Jawaban tersebut didapatkan dari hasil analisis lebih dari 528 ribu kasus Omicron dan 573 ribu kasus Delta. Adapun sampel penelitian diambil dari 22 November hingga 26 Desember di Negeri Ratu Elizabeth itu.
Riset tersebut juga mengatakan vaksin Covid ikut mengurangi risiko rawat inap dari Omicron di seluruh golongan usia. Kekebalan tubuh manusia dari varian ini juga semakin menguat dengan adanya dosis booster.
"Satu dosis vaksin 52% efektif mencegah rawat inap dari varian Omicron, sementara dua dosis 72% efektif. Dosis booster secara signifikan meningkatkan perlindungan dan 88% efektif mencegah rawat inap dua minggu setelah menerima suntikan," tambah studi tersebut.
Meski demikian, Kepala Penasihat Medis Inggris (NHS) Susan Hopkins memperingatkan bahwa masih terlalu dini untuk menarik kesimpulan pasti tentang tingkat keparahan penyakit yang disebabkan oleh Omicron. Ia pun memberi peringatan.
"Meningkatnya penularan Omicron dan meningkatnya kasus pada populasi di atas 60-an di Inggris berarti masih sangat mungkin bahwa akan ada tekanan signifikan pada rumah sakit dalam beberapa minggu mendatang," kata Hopkins.
Temuan yang sama juga terjadi di Singapura. Menteri Kesehatan Singapura Ong Ye Kung mengatakan antara akhir Oktober dan awal November 2021, Singapura memiliki sekitar 3.000 kasus Delta sehari. Jumlah kasus Omicron rupanya tercatat melebihi angka tersebut dalam beberapa kesempatan. Pada puncaknya, infeksi Omicron dapat berlipat ganda hanya dalam dua hingga tiga hari atau lebih cepat dari infeksi Delta yang berlipat ganda setiap enam hingga delapan hari.
Hingga saat ini, Omicron telah menular di sekitar 100 lebih negara dunia, termasuk Indonesia.
(hsy/hsy)
Next Article Waspada! Ini Bukti Omicron Sedang Menuju Puncak Kasus di RI